Pada akhirnya, ikatan adalah penerimaan. Penerimaan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Penerimaan bahwa dirimu dulu punya pacar lima, penerimaan bahwa diriku tidak suka makan di kaki lima -yang kata mamaku sangat jorok-, penerimaan bahwa bundamu ingin punya menantu yang bisa memasak setiap hari, penerimaan bahwa ayahku menginginkan menantu seorang PNS.
Penerimaan adalah keikhlasan. Sejauh apa kau bisa ikhlas mengetahui sisi-sisi tergelapku? Abaikan seluruh ucapan manusia di luar. Berhasil melihat diriku secara utuh, rapuh, mungkin mudah jenuh.
Aku tahu, bukan perkara mudah menghadapiku. Mungkin saat ini kau masih sibuk, menyelesaikan masa lalu, menghadapi hari ini, menata masa depan. Tak apa. Aku pun begitu. Aku berjalan, dan yakin pada janji Tuhan mempertemukanku dengan manusia yang penuh keikhlasan itu.