Love, Do

on Minggu, 26 Februari 2012
8.58, malam makin larut, terpikirkan beberapa tugas yang menanti ketika sampai rumah nanti. Fiuh. Mobil justru menepi. Ternyata papa mampir ke sebuah minimarket, membeli roti untuk nenek sahur esok pagi. Kami menunggu dalam keheningan di mobil, mengamati jalan godean yang semakin ramai. Mengamati SPBU di seberang, toko roti di depan mata, jalan yang masih ramai.

"Gimana ya kalo roti-roti dan kue tart itu gag habis kejual?"

Adik saya tiba-tiba nyeletuk. Saya memandang ke depan, 20 meter di depan kami ada sebuah toko roti yang masih terang benderang, padalah waktu hampir menunjukkan pukul 9 malam. Masih banyak roti yang belum terjual sepertinya. Padahal, roti kan bukan bahan yang tahan lama, apalagi toko itu bukanlah toko roti ecek-ecek yang menjual barang sembarangan. Saya pun pernah 'kepepet' membeli kue tart disana, untuk sahabat saya, jam9 malam, dan masih ada beberapa persediaan roti tart.

"Mungkin dijual lagi, dijadikan roti kering yang tahan lama"
"Mungkin dikasih ke pegawainya nanti"
"Wah enak dong, jadi pegawai di toko roti, bisa bawa makanan tiap hari"

Percakapan berlanjut, saya termangu. Sesekali menimpali. Menatap SPBU di seberang jalan.

Orang-orang disana, di tepi jalan yang sering kita lewati, di tempat-tempat yang sering kita temui, do they love their 'job'? Di toko roti itu, yang setiap hari mencium harumnya bau roti, yang mungkin setiap hari membawa roti yang tidak terjual, yang deg-deg an bila hari ini toko mereka sepi. Di SPBU, mbak dan mas yang tersenyum pada kita. "Beli berapa? Ini dari angka nol ya. Terimakasih". Kadang dengan senyuman yang kita lihat sekilas itu tulus, kadang dengan wajah lelah dan mengucapkan itu sebagai formalitas. Do they?

Saya pengen banget baca buku, your job is not your career. Keknya bagus. Ada yang punya gag? hehe ^^v. Kadang job tidak sesuai dengan passion kita, kadang segala keterbatasan membuat pemenuhan perut lebih penting dari sekedar 'pemenuhan hati'.

Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin - Review

on Sabtu, 25 Februari 2012
Daun yang jatuh tak pernah membenci angin
Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja
Tak melawan
Mengikhlaskan semuanya
Banyak orang yang telah mengutip bait ini, baik di status fb, di  tumblr, di blog, di sms. Bait yang begitu populer, sepopuler novelnya :D. Dan dengan telatnya saya baru baca huhu~

Yap, another TereLiye novel. Salah satu yang terpopuler selain HSD keknya.. Saya penasaran banget dari dulu, ceritanya apa sih? Buku-buku TereLiye yang sudah saya baca sebelumnya mengisahkan cinta antara anak dan keluarga (HSD, Ayahku bukan Pembohong, Moga Bunda Disayang Allah, Bidadari-Bidadari Surga, Eliana). Tidak begitu ternyata dengan novel ini. Ini adalah kisah cinta dalam bentuk yang 'romantis', tapi salah tempat, nah lho :P

Kehidupan Tania dan Dede, dua orang anak jalanan, berubah seketika ketika bertemu dengan dia, malaikat mereka. Dia yang kembali menyekolahkan mereka, dia yang memberikan bantuan baik finansial maupun moril kepada anak-anak jalanan itu, dia yang menjadi pengganti ibu, ayah, kakak mereka. Hidup Tania dan Dede maju dengan pesat karena dia, dan untuk dia.
Sayangnya, timbul perasaan yang tidak seharusnya terjadi antara 'adik' dan 'kakak'. Timbul hal-hal tidak rasional yang terjadi. Timbul kejadian-kejadian yang menghancurkan 'keluarga' mereka. Karena hal yang wajar ada tapi seharusnya tidak ada di antara mereka. Cinta.
Mnye-menye ya? Haha :D. Lumayanlah. Hmm, ada overrated menurut saya, karena saya berharap bisa mengharu biru baca novel ini. Ternyata egag ampe segitunya huhu. Sempat kesal dan kagum dengan sosok Tania, yang kuat tapi sering bikin kesal dengan perasaannya, kasihan dengan Kak Ratna, istri dia yang bersaing dengan bayangan tak terlihat dari masa lalu dia. Dan ketika saya sedang menikmati klimaks novelnya, eh kok tau-tau dah halaman terakhir? Rasanya antiklimaks dan nggantung, rawr .__.

Yah, lumayanlah. Banyak kalimat indah yang bisa di-quote disini, haha. Khas TereLiye. Ceritanya gag membosankan, tapi terlalu cepat berakhir ketika sedang klimaksnya. Yang lagi pengen ngegalau atau mengharu biru, bacalah novel ini :) *saran yang olo banged ^^v
Cinta itu butuh keberanian
Semua tahu itu
Aku pun paham itu
Nyatanya, keberanian itu tak datang
Sulit
Untuk diungkapkan
-Tere Liye

tuh kan, bagus-bagus kalimatnya ^^v