9 tahun 3 bulan yang lalu
Namanya Raka Kurnia Wijaya. Aku kenal dia, kalau kau bilang tahu namanya sama dengan kenal. Kelihatannya dia selalu duduk di depan setiap mata kuliah ibu-kecil-suara-menggelegar. Entahlah aku tidak terlalu memperhatikan. Yang aku tahu, dia 2 tahun di atasku. Satu organisasi tapi hanya tahu nama. Kelihatannya seperti sosok pendiam yang mengerikan.
“Halo ini Raka, aku dapat nomormu dari Sinta. Mau pinjem materi ibu-kecil-suara-menggelegar boleh? Besok aku ambil ya? Thx.”
Sms tanpa tedeng aling-aling yang aneh. Siapa dia nyuruh-nyuruh? Lewat sms pula.
Raka, itu nama favoritku dari dulu (tanpa aku kenal dia). Kalau aku punya anak, namanya pasti Raka.
9 tahun yang lalu
Raka lulus. Alhamdulillah yah, pencapaian yang luar biasa mengingat perfeksionisnya dia. Aku bahkan sempat curiga aku akan lebih dulu lulus daripada dia. Dan kami membuat taruhan, seminggu traktir soto banjar jika dia ikut wisuda 2 bulan lagi. Hasilnya? Aku harus puasa karena mentraktir dia seminggu penuh, kadang 2 mangkok sekali makan. Yang lulus siapa, kenapa aku yang mentraktir? Curang.
Berita baik lainnya, aku jadi pendamping wisuda Raka loh :), baca pelan-pelan : p-e-n-d-a-m-p-i-n-g w-i-s-u-d-a
“Ini si kecilnya bu, sudah terbentuk tangan dan kakinya, lihat itu yang gerak-gerak? Itu tangannya.”
“Oh gitu ya dok? Oh iya lucu ya hehehe,” Aku ketawa garing, mana tangan mana kaki? Gelap semua hanya sedikit semburat putih di tengah bergerak-gerak.
“Itu tangannya ya dok? Yang di pinggir kecil geser-geser itu? Iiiiiih lucunyaaaaaaaaaa,” Raka histeris, memegang tanganku terlalu kuat sampai aku mengaduh.
“Itu tali pusat pak, tangannya yang di tengah itu.”
“Oh, hehe maaf,” Aku mencubit Raka.
5 bulan lagi akan ada tangisan di rumah kami. How can a life be more complete?
1 comment:
ceritanya di penggal2
Posting Komentar
speak up! ;)