"Ah, you haven't visit Europe if never be in Paris"
"Eiffel cantik dan romantis banget, nanti kalo bulan madu aku harus ke sana"
"Ke Swiss aja yuk, biar bisa icip coklat langsung dari pabrik-pabrik terenak di dunia"
"Naik gondola di Venesia, eksotis banget"
"ke Jerman aja, pemaen bolanya ganteng-ganteng" *ups ^^v
Eropa selalu menebar pesonanya. Gag boong lah kalo kita pengen ke Eropa untuk melihat itu semua :). Eiffel, pegunungan alpen, kanal di Belanda, blackforest di Jerman, colosseum di Roma, dan berbagai tempat indah lainnya di daratan benua Biru tersebut. Sound like dream seeing they all closer :)
Sudah begitu banyak gambar, cerita perjalanan yang mengisahkan tentang tempat-tempat tersebut. Bahkan justru lebih sering saya mendengar tentang tempat-tempat tersebut dibandingkan dengan Mesquitez de Cordoba atau istana Al-Habram atau Haghia Sophia. Ya, di buku ini saya seakan diajak untuk melihat Eropa dari sudut pandang lain. Tenggelam ke Eropa pada abad pertengahan, sebelum Reissanance, dimana Kerajaan Islam maju sangat pesat, dan Eropa hidup makmur di bawah naungan Kesultanan Islam Cordoba. Ilmu pengetahuan maju seiring dengan agama, agama berkembang sejalan dengan ilmu pengetahuan. Sungguh indah bukan? Masa dimana ilmu pengetahuan dan agama adalah satu kesatuan, berdiri saling mendukung, bukan dua tiang yang saling menjatuhkan satu dengan yang lain.
Banyak fakta yang sangat menarik dalam buku ini. Banyak 'rahasia-rahasia' yang mungkin selama ini coba ditutupi oleh dunia barat, entah untuk alasan apa. Di dalam museum Louvre, Perancis, terdapat kalimat tauhid dalam lukisan yang sama sekali tidak kita bayangkan. Di Cordoba, terdapat sinagog yang kemudian diubah menjadi masjid indah dan sekarang beralih fungsi menjadi katedral. Di Granada, terdapat istana Al-Habram tempat kesultanan Islam besar berdiri. Di museum Wina, terdapat ukiran kalimat tauhid pada jubah kebesaran Raja Austria abad pertengahan. Dan siapa sangka bahwa Napoleon Bonaparte sangat dekat dengan dunia Islam, bahkan kemungkinan besar seorang Muslim? wallahu'alam :)
Romantisme tentang kebesaran Islam di Eropa membuat saya bermimpi lagi untuk mengunjungi itu semua. Someday, aamiin :'). Melihat bukti bahwa Islam menjadi rahmatan lil 'alamin di bumi Eropa, jauh sebelum situasi seperti sekarang yang kurang bersahabat. Seperti yang Hanum katakan di buku ini, menjadi 'agen muslim yang baik'. Bukan dengan pedang, tapi dengan kedamaian.
Aku semakin yakin, esensi sejarah bukanlah hanya siapa yang menang dan siapa yang kalah. Lebih dari itu: siapa yang lebih cepat belajar dari kemenangan dan kekalahan
-Hanum Salsabila Rais
8 comment:
'Romantisme tentang kebesaran Islam di Eropa membuat saya bermimpi lagi untuk mengunjungi itu semua.'
amin yonikaa :D
aku ikutan yak :D
hayuuuuuuuuuuuuuuk X))
mari mengumpulkan 'uang' dan hati buat kesana jeeeng, hahaha :DD
cari beasiswa master aja yooon :D
iyaaaaaaaa, aamiin bisa :D
Napoleon dekat dengan Islam? Interesting.
Ceritanya gimana tuh? *biar ga perlu beli bukunya hohoho
ups masak dicritain disini? haha mungkin itu 'rahasia' paling menarik di buku ini :)
semacam holy grail nya di da vinci code ._. *lebay :P
disini diungkapkan bahwa Napoleon mengagumi AlQur'an, sepulangnya dari penaklukan di tanah Arab, dia juga melindungi saudara2 muslim kita
ketika ditanya tentang kemuslimannya, jawabannya pun diplomatis
*kebanyakan ngebocorin nih keknya hehe
yonika arum larasati, resensinya bagus..emg sepakaaatttt bangeeet kalo novel ini membukakan mata, hati dan pikiran kita terhadap Eropa, dan Islam tentunya yang sebenarnya peradabannya pernah besar di benua yang sekarang minoritas muslim...ohya btw, pengen ke Eropa yaa..ada info menarik neh ada promo buku "Wujudkan Impian Ke Eropa" info lengkapnya di www.hanumrais.com
hei raraaas :D
eh ini raras siapa ya? ^^v
iya minoritas, dan siapa yahu nanti kita bisa jadi 'agen' yang baik juga? ;)
waaah, makasi infonya :D
Posting Komentar
speak up! ;)