These days are gonna be those days
Which I’ll look back with a happy smile
And a twinkle in my eyes
And life will never be the same
A different life than the one we’ve had
From our simple, fun, fairytales
It’s strange, it’s a new, new world
It’s loud, it’s a hectic world
And I miss my home, I miss myself
And I miss you
And yet, I finally found that love
Inside my soul
And I jump in joy and I sing my heart away
Your face is gonna be that face
That I’ll look back with a loving smile
And a warm glow in my heart
And love will never be the same
A kind of love that I hold so dear
Yet I’m ready to let it go
Will you remember how we are?
Will you stay with me when I try
To be a better one for you?
In this new world
really love the light music here <3
A Thousand Splendid Suns–Khaled Hossein
Rahim tak akan melar atau berdarah karena harus menampungmu.
Akulah satu-satunya orang yang mencintaimu.
Mariam adalah harami –anak haram-. Fakta itu membayangi seumur hidupnya. Tidak ada yang menginginkan seorang harami. Ditolak ayahnya, karena dia ibunya gantung diri, menikah di usia 15 tahun dengan duda berumur, menjalani kehidupan yang keras. Hingga akhirnya ia bertemu dengan Laila, istri muda suaminya. Justru Laila dan anaknya lah yang memberikan cinta pada Mariam.
Laila, remaja Afghanistan yang bahagia, awalnya. Walaupun bagi ibunya, ia hanya menjadi bayangan kakak laki-laki nya yang ikut perang, namun bagi ayahnya, Laila adalah cahaya. Ayahnya mengajarkan pengetahuan dan mendidiknya menjadi wanita terpelajar. Hingga akhirnya roket menyerang rumahnya. Hanya Laila yang selamat, bersama janin Tariq, ternyata. Kabar meninggalnya Tariq pun membuat Laila mau menjadi istri kedua suami Mariam, agar anaknya tidak menjadi harami. Kehidupan keras, dan Mariamlah yang akhirnya ‘menyelamatkannya’.
Khaled menceritakan kehidupan wanita di Afghanistan mulai zaman penjajahan Soviet, revolusi oleh Mujahidin, hingga Taliban. Berlatar di Afghanistan, hidup tidak pernah mudah bagi wanita disana. Mulai dari lahir hingga menikah pun, semua terasa mengerikan, setidaknya di novel ini. Setelah baca ini, mungkin para wanita banyak yang jadi lebih feminis –_-“. Well, how tragic is your life, even no one want you, you’ll find someone who really cares of you. Like Mariam and Laila :')
Sebelas Patriot–Andrea Hirata
posted by
Yonika Arum Larasati
at
06.53
Kekaguman ikal pada ayahnya membuncah. Ayahnya dulu pernah menjadi pahlawan Indonesia! Bukan, bukan pahlawan dalam arti mengangkat senjata untuk mengusir penjajah. Tapi pahlawan yang mempermalukan Belanda karena kalah dalam pertandingan sepakbola melawan orang Melayu. Ya, ayahnya dulu adalah pemain sayap kiri yang hebat sekali. Sayang, karena mengalahkan Belanda, tempurung lutut kiri ayahnya harus rusak saat umur 17 tahun. Kenangan akan sepakbola pun hanya menjadi cita-cita ayahnya. Ikal bertekad menggantikan ayahnya, berlatih keraslah ia agar bisa menjadi pemain PSSI. Namun, karirnya mentok di tingkat kabupaten. Yang penting, pada akhirnya ia bisa mengirimkan kaos Real Madrid dengan tanda tangan Luis Figo bagi ayahnya.
Itu inti cerita di novel Andrea Hirata ini. Keknya novel ini keluar waktu jaman Indonesia maen di piala AFF kemaren ya, jadi kecintaan masyarakat dengan PSSI lagi besar-besarnya hehe. Novel yang tipis dan enak dibaca, tahu-tahu udah selesai. Saya selalu suka gaya diksi Andrea yang setelah dicermati lagi emang keren. Susah bikin diksi-diksi yang terkesan santai tapi bermakna itu~ Apalagi gaya penceritaannya yang hiperbola hehe. Memang belum se-menggugah sang pemimpi, tapi ini bacaan pendek yang cukup mengasyikkan juga :)
Pantai Somandeng, Gunungkidul
Berhubung list handai taulan yang harus dikunjungi di Jogja ketika lebaran cukup pendek, maka keluarga kami biasa piknik, mumpung di hari H lebaran biasanya masih relatif sepi. Kali ini, tujuan awal adalah pantai Indrayanti, yang dari hasil googling is so awesome. Perkiraan kami bahwa hari H lebaran masih sepi, ternyata dedooot. Salah, haha. Untungnya sepanjang jalan itu banyak pantai, dan kami pun berlabuh di pantai Somandeng, baratnya pantai Indrayanti. Lebih kecil dan lebih sepi, berasa private beach uuuu :3. Here are some pictures captured there :3
| The blue sky with no cloud | The white tender sand | The green-blue wavy sea |
A must visit place! :)
Oia, kerennya lagi disini dah cukup terkelola, jadi banyak gazebo buat duduk-duduk gitu. Disewakan cuma 20rbu :)
Sekali dalam Setahun
Bagai kaset rekaman, ucapan maaf selalu tersurat, minimal sekali dalam setahun
Bagai robot terprogram, jabatan tangan selalu terulur, minimal sekali dalam setahun
Bagai boneka barbie cantik, baju baru selalu ada, minimal sekali dalam setahun
Dulu, aku, kamu, kita, bagaikan 3 larik hal di atas, mungkin
Tahun ini, akankah? Kuharap tidak, tidak hanya untuk sekali dalam setahun :) *kecuali baris ketiga, hehe
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1433, saudara-saudara muslimku :)
The Alchemist - Paulo Coelho
Hal-hal sederhana dalam hidup memang yang paling luar biasa; hanya orang-orang bijak yang dapat memahaminya
Setiap orang rupa-rupanya punya ide yang jelas tentang bagaimana orang lain seharusnya menjalani hidup mereka, tapi tak satu pun mengenai kehidupannya sendiri.
Pada titik kehidupan mereka itulah semuanya jelas dan segalanya mungkin
terjadi. Mereka tidak takut untuk bermimpi, dan mendambakan segala yang
mereka inginkan terwujud dalam hidup mereka. Tapi, dengan berlalunya waktu,
suatu daya misterius mulai meyakinkan mereka bahwa mustahillah bagi mereka
untuk mewujudkan Legenda Pribadi mereka.
terjadi. Mereka tidak takut untuk bermimpi, dan mendambakan segala yang
mereka inginkan terwujud dalam hidup mereka. Tapi, dengan berlalunya waktu,
suatu daya misterius mulai meyakinkan mereka bahwa mustahillah bagi mereka
untuk mewujudkan Legenda Pribadi mereka.
Jika kau mulai dengan menjanjikan apa yang
belum kau miliki, kau akan kehilangan hasratmu untuk bekerja guna
mendapatkannya
belum kau miliki, kau akan kehilangan hasratmu untuk bekerja guna
mendapatkannya
Rahasia kebahagiaan adalah melihat semua keindahan dunia, dan tak
pernah melupakan tetesan minyak di sendok
pernah melupakan tetesan minyak di sendok
Aku ini seperti semua orang lain --aku memandang dunia menurut apa yang ingin kulihat
terjadi, bukan apa yang sesungguhnya terjadi
terjadi, bukan apa yang sesungguhnya terjadi
Saat kau menginginkan sesuatu, segenap alam semesta bersatu untuk
membantumu meraihnya
membantumu meraihnya
Setiap orang mempunyai caranya sendiri dalam mempelajari
sesuatu," katanya membatin. "Cara dia tidak sama dengan caraku, dan sebaliknya.
Tapi kami berdua sedang mencari Legenda Pribadi kami, dan untuk itu aku
menghormatinya
sesuatu," katanya membatin. "Cara dia tidak sama dengan caraku, dan sebaliknya.
Tapi kami berdua sedang mencari Legenda Pribadi kami, dan untuk itu aku
menghormatinya
so, which way is yours?
Negeri Para Bedebah
posted by
Yonika Arum Larasati
at
05.32
wOOOOOw! With many big ‘O’s, hehe.
Thomas adalah seorang konsultan keuangan profesional. Yang kesehariannya adalah berbicara di depan para direktur perusahaan, mengisi ceramah di seminar, diwawancarai oleh majalah keuangan profesional. Di usia muda, ia telah mendapatkan dunia dan pengakuan dari orang-orang. Hingga akhirnya negara api diseraaaaaang. Jengjeng! Tiba-tiba ia harus berurusan lagi dengan masa lalu keluarganya, terbelit dalam persoalan bank keluarga yang akan dibekukan karena pailit, dan melihat ada celah baginya untuk membalas dendam atas kematian ayah dan ibunya. Dalam waktu 48 jam, ia harus mampu menyelamatkan nasib bank tersebut, mendapat dana bail out, dan memastikan orang-orang yang terlibat dalam kematian ayah ibunya mendapat balasan yang setimpal.
Membaca buku ini, membuat ‘capek’. Bukan capek dalam artian negatif, tapi capek karena harus lumayan mikir hehe. Membaca buku ini kayak mendapat kuliah singkat tentang dunia ekonomi perbankan, yang saya jujur gag ngerti sama sekali :D. Tapi ternyata cukup mengasyikkan, dan mengerikan. Saya agak paranoid setelah baca buku ini, apakah birokrasi dan pengaturan ekonomi di dunia ‘se-bedebah’ itu? Semua benar-benar bisa diatur asal ada uang dan relasi. Karakter Thomas sendiri sangat kuat, cerdik, dan licin. Kalo banyak orang-orang semacam Thomas, orang-orang kaya bakal makin kaya banget, yang miskin juga miskin banget. Mungkin. Serem -_-"
Well. Dunia gag seputih yang kita bayangkan, tapi mungkin juga gag sehitam yang ada di buku ini, haha :D. Tapi sangat layak untuk dinikmati kok, memacu adrenalin. Sayang endingnya nggantung. Jadi nilainya 4,4/5 deh. Kalo gag gantung bisa genap 5 nilainya hehe. Oia terus kebayang keknya asik banget kalo dibikin film. Yang jadi Thomas ntar si Iko Uwais (karena lumayan banyak actionnya) atau Vino Bastian boleh deh (karena ganteng haha), yang jadi Julia si Julie Estelle, tokoh lain terserah deh. Semoga Om tereliye mendengar harapanini ^^v
Aku Kembang Api
Raka, saat ini malam bulan puasa. Malam di mana orang selesai sembahyang tarawih, malam di mana orang berduyun pergi ke masjid dan surau, malam di mana takbir lebih sering dikumandangkan dibanding dengan malam-malam pada 11 bulan lainnya. Juga malam di mana iklan sirup menyegarkan lebih sering diputar, serta tak ketinggalan, hah, malam di mana iklan rokok sok suci turut serta mengucapkan selamat berpuasa dan menyuruh kita membersihkan hati. Sekali lagi : Hah.
Aku baru saja sampai rumah. Sepanjang jalan kudengar kembang api meluncur. Beradu dentuman. Membuat pelangi di langit gelap. Tak lupa, bersahutan dengan takbir dari masjid. Kau tahu, aku menyukai melodi bulan puasa ini. Mungkin besok aku juga akan membeli alili, kembang api yang dipegang dengan tangan, yang panjang bertangkai itu, kalau kau belum tahu, Raka. Kembali ke masa kecil, memutarkan percik apinya, berfoto bersama, dan menakuti Tia.
Raka, kau tahu hati manusia seperti sumbu kembang api? Tidak? Ah kau memang suka bilang aku penceracau yang baik, haha. Kali ini, aku menyadari bahwa hatiku seperti sumbu kembang api. Sumbu yang tenang jika tak disulut. Tentu saja aku memang anak yang tenang. Setenang ombak di laut lepas mungkin. Metafora yang aneh, memang.
Malam ini, aku ingin memercikkan apiku ke angkasa. Memercikan gurat perasaan dan kesedihan ke langit gelap. Meluncur ke langit ke tujuh tempat mihrabNya. Mendekap segala percik kesedihan hingga tak bersisa.
Raka, aku kembang api. Dan kau mungkin akan jadi korek api nanti. Haha.
Bila Nurani Bicara–Amelia Naim Indrajaya
Kebaikan merupakan milik kita yang terbaik dalam bentuk yang cantik
- Christopher Marlowe
Itu adalah salah satu kutipan di buku ini. Saya mendapat buku ini dari nenek, waktu di Banjar kemarin. Sepintas dari sampulnya agak ‘tidak menjanjikan’ ^^v. Tapi ingat lagi ‘don’t judge a book by its cover’, haha. Apalagi liat sampul belakang, yang ngasih komen orang-orang top macam Taufiq Ismail, Ratih Sang, dan Neno Warisman, wow.
Buku ini semacam chicken soup versi Indonesia dan Islam. Bercerita tentang pengalaman-pengalaman penulis, terutama ketika beliau tinggal di Colorado. Ditulis dengan sederhana dan tidak menggurui, tapi sering menyentil. Dari buku ini saya malah melihat bahwa orang-orang Barat tidak se-individualis itu, justru sangat bersahabat dan toleran. Ada cerita tentang orangtua yang memiliki 3 orang anak menderita cerebral palsy, dan mereka masih menganggap bahwa itu anugerah. Ada cerita tentang ‘lingkaran cadar hitam’ wanita muslimah Barat yang cantik-cantik namun sangat taat menjalankan agama. Ada cerita tentang repotnya mengurus 1 anak sambil sekolah di luar negeri, padahal tetangga sebelah yang punya anak 5 orang santai-santai saja. Ada cerita tentang bagaimana social service di US sangat mengayomi sekaligus tegas membela HAM anak-anak. Berbagai cerita yang sangat hommy dan hangat ditulis disini :)
Cocok untuk bacaan bulan puasa ^^v
- Dapat dibayangkan betapa damainya bumi ini
kalau saja setiap orang mengamalkan setiap komitmen
seperti yang diucapkannya pada waktu shalat-
Langganan:
Postingan (Atom)