Masih dalam rangka baca bukunya si Ajahn Brahm nih. Entah kenapa setelah masuk kuliah ini kecepatan membaca saya lemot banget. Dulu baca buku tebel paling 2 hari, sekarang seminggu lebih belum selese, padahal kata-katanya juga gag berat. Ckck, mungkin karena sekarang saya membacanya dengan hati *ceileeeeeeeh.. baca pake hati? -_____-"*
Makin ke belakang saya baca ternyata makin unyu deh cerita-ceritanya, makin menyentil saya rasanya *halah :p*. Ada beberapa cerita yang saya suka banget di bagian belakang, saya tulisin ringkasannya aja deh.
***
Batu-Batu Berharga
Seorang profesor ekonomi menyampaikan kuliah di sebuah kelas. Bukannya memberikan materi tentang ekonomi, dia malah mengambil sebuah toples kaca, lalu memasukkan sekantong penuh batu hingga memenuhi toples tersebut. Dia bertanya kepada mahasiswanya : "apakah toples ini sudah penuh?"
"Ya," jawab mereka.
sang profesor tersenyum, dan mengeluarkan kantong plastik kedua yang ternyata berisi kerikil, dan memasukkanna ke dalam toples, sambil menggoyangkan toples hingga kerikil masuk di antara celah batu besar. Profesor bertanya lagi : " apakah toples sudah penuh?"
"belum" --> mahasiswanya dah mulai dong nih
si profesor pun mengambil kantong plastik ketiga, berisi pasir, dan memasukkannya ke dalam toples, hingga pasir mengisi celah-celah di antara batu dan kerikil.
"Apakah toples ini sudah penuh?"
"Mungkin tidak pak, hanya anda yang tahu"
Profesor lalu menuangkan air ke dalam toples, mengisinya hingga tidak ada air yang dapat dituangkan lagi, dan bertanya : "jadi apa pelajaran yang kalian dapat?"
"Apa yang ditunjukkan adalah jika kalian ingin memasukkan batu-batu yang besar, kalian harus memasukkannya pertama kali."
Ini adalah pelajaran tentang prioritas.
pertanyaannya : apakah batu besar dalam toplesmu? apa hal paling penting yang harus dimasukkan dalam hidupmu? pastikan untuk menjadwalkan "batu-batu berharga" ke dalam hidupmu, atau kamu tak akan pernah mendapatkannya, untuk mengisi hidupmu..
:)
Ada lagi sih cerita beliau yang oke banget, judulnya "Nanti akan Bahagia". Terkadang kita *oke terutama saya deh*, lupa untuk memasukkan batu berharga itu duluan ke dalam toples, atau memang sudah memasukkannya ke dalam toples, tetapi memasukkannya dengan cara yang njelimet, yang bikin kita pusing. Setujukah bahwa batu paling berharga dalam hidup kita adalah kebahagiaan? Dan sadar gag sadar, kadang orang sering 'menunda' kebahagiaan itu. Ketika orang pengen masuk kuliah, kadang tekanan untuk belajar giat begitu besar *tekanan=dari orang lain*, orang lain bilang :'nanti kamu akan bahagia setelah masuk kuliah..'
ternyata setelah masuk kuliah pun, dia akan mendapatkan tekanan yang lain, dan mereka berkata : 'nanti kamu akan bahagia setelah lulus..'
ketika sudah lulus dan depresi belum punya kerja :'nanti kamu akan bahagia setelah mendapat kerja..'
ketika sudah kerja dan depresi belum menikah :'nanti kamu akan bahagia setelah menikah,,'
ketika sudah menikah dan menantikan anak setengah mati :'nanti kamu akan bahagia setelah punya anak..'
ketika sudah punya anak dan ternyata butuh uang banyak banget buat merawatnya : 'nanti kamu akan bahagia ketika anakmu sudah dewasa..' --> kayaknya yang bagian ini agak aneh sih
ketika muda bekerja keras banting tulang : 'nanti kamu akan bahagia setelah pensiun..'
penundaan-penundaan yang sering kita denger gag sih? hmmm..
sebagian orang berkata : kebahagiaan butuh pengorbanan. Yap yap saya setuju! 'kebahagiaan' yang menjadi cita-cita kita, selalu butuh usaha dan pengorbanan buat menggapainya. Gag mungkin kita diem aja, menikmati hidup dalam kesantaian, kemudian cita-cita kita jatuh dari langit *kecuali cita-citamu memang hidup santai sepanjang hayat, gag mungkin bisa juga -________-"*. Tapi yang saya tangkep dari cerita ini sih, bahwa gag seharusnya 'pengorbanan' untuk mendapatkan kebahagiaan itu mengurangi kebahagiaan-kebahagiaan kecil yang bisa kita dapat setiap hari. Karena, siapa sih yang tau sampai kapan umur kita? Saya khawatir aja kalau ternyata dipanggil dalam keadaan mengejar mimpi, tetapi sedang tidak bahagia..
Ini nih kata sahabat saya tentang 'kebahagiaan' dan jalannya:
sebagian orang berkata : kebahagiaan butuh pengorbanan. Yap yap saya setuju! 'kebahagiaan' yang menjadi cita-cita kita, selalu butuh usaha dan pengorbanan buat menggapainya. Gag mungkin kita diem aja, menikmati hidup dalam kesantaian, kemudian cita-cita kita jatuh dari langit *kecuali cita-citamu memang hidup santai sepanjang hayat, gag mungkin bisa juga -________-"*. Tapi yang saya tangkep dari cerita ini sih, bahwa gag seharusnya 'pengorbanan' untuk mendapatkan kebahagiaan itu mengurangi kebahagiaan-kebahagiaan kecil yang bisa kita dapat setiap hari. Karena, siapa sih yang tau sampai kapan umur kita? Saya khawatir aja kalau ternyata dipanggil dalam keadaan mengejar mimpi, tetapi sedang tidak bahagia..
Ini nih kata sahabat saya tentang 'kebahagiaan' dan jalannya:
tiap orang punya kapasitas masing2
tiap orang punya jalannya masing2
tiap orang punya cara sendiri utk melakukan suatu tindakan
gk mslh yon ketika kita belum melihat hasilnya, yg penting kita ttp berusaha dan trs berusaha
0 comment:
Posting Komentar
speak up! ;)