November's playlist

on Selasa, 17 November 2015
Do you?



Love me


Wait there


I could see you



Destiny of love



kalau digabungkan: Do you love me? Wait there. I could see you, destiny of love.


playlist minggu ini menemani rutinitas di lab dan lain-lain adalah dari om Yiruma yang dentingan pianonya selalu menyentuh kalbu :'). Saya baru menyadari, judul lagunya begitu cheesy (atau romantis?) dan bisa dirangkai dengan indahnya~

Ah, sudah lama saya tidak se-cheesy ini di blog :p
satu bulan lagi, menanti kepulangan ke kota tercinta, bertemu dengan orang-orang kesayangan, dan akhirnya menggenapkan hati ini. Bismillah..

Idealis Realistis

on Jumat, 26 Juni 2015
Idealis dan realistis.

Beberapa orang mengatakan, bahwa idealis adalah lawan kata dari realistis. Orang yang idealis, cenderung keras (terutama keras kepala), berkemauan kuat, pekerja keras, tetapi dapat kecewa begitu dalam jika ada hal-hal yang tidak terlaksana sesuai dengan harapannya. Sementara itu, orang yang realistis cenderung untuk melakoni apa yang di depan mata, menerima, tetapi sering dianggap untuk lemah dalam mengejar cita-cita, atau mengejar sesuatu berdasarkan materi. Terkadang, realistis mungkin berkorelasi dengan 'oportunis' :)

Haha, itu sih hasil diskusi kami. Gomen kalo analisisnya ngaco, tapi itu yang terlihat dari orang-orang yang kami kenal :)

Lalu doanya, semoga bisa menjadi orang yang idealis dan realistis. Idealis untuk menjalankan hal-hal yang diinginkan, dan realistis jika ternyata mendapatkan hal yang diinginkan tidak semenarik awalnya, realistis ketika hal-hal yang diinginkan ternyata juga tidak sesuai harapan :))

kalian yang mana?

Alamat baru, bukan alamat palsu

on Rabu, 29 April 2015
Halo! Libur tlah tiba, yeay! *apa-apaan sekolah aja baru mulai udah libur aja*

Hehe, di sinilah alamat saya sekarang: Student Dormitory 1, 89165-5 Takayama-cho, Ikoma-shi, Nara aka kampus NAIST Jepang. Setelah sekian lama engga gombal di blog, akhirnya saya kangen juga coret-coret disini :'). Sekarang tanggal 29 April, 29 hari sudah saya berada di belahan bumi ini, resmi menjadi anak kos yang apa-apa harus melakukan sendiri. Ah, tiba-tiba saya merindukan wangi masakan mama di pagi hari ketika baru membuka mata. Tapi kata papa, saya jadi tambah kreatif disini karena rajin masak hehehe. Alhamdulillah deh, emang kayaknya cewek itu sebelum nikah harus pernah merantau dulu biar bener-bener ngerasain ngurusin rumah. Eh engga tahu sih, semua cewek atau jangan-jangan saya aja yang dulu manjanya kebangetan dirumah :')

29 April, hari ini adalah hari libur di Jepang, yang bernama 'Showa Day'. Showa Day ini adalah hari lahir Kaisar Showa (Kaisar Hirohito) yang memimpin Jepang pada 1926 hingga 1989. Anw, di Jepang ini hari libur nasionalnya lumayan banyak. Setahun ada 28 hari dan ada hari-hari libur yang berdekatan sehingga bisa dipakai untuk liburan agak jauh hehe. Sebut saja golden week di akhir April-awal Mei, Obon di bulan Juli, dan libur akhir tahun. Katanya, libur yang banyak ini diberikan pemerintah agar orang Jepang tidak terlalu keras bekerja. Memang sih, liburan aja di kampus tetap ada aja tuh orang-orang yang ngelab. Memang kaum pekerja keras sekali :)

Beberapa teman suka tanya: udah homesick blom yon? Alhamdulillah juga rasanya engga homesick-homesick banget. Paling saya cuma ngiler kalo dikirimin foto-foto makanan dari rumah, semacam ayam kremes Pak Topo, sate klathak, yamie sagan, waroeng steak, hmmm. Mencari makanan halal di daerah Nara adalah hal yang cukup sulit, sehingga pilihan yang paling enak adalah masak sendiri. Itung-itung nambah skill kerumahtanggaan ;)

Yah, semoga akan lebih banyak hal-hal yang bisa saya ceritakan disini. Untuk pengingat nanti cerita ke anak cucu :p Barusan nemu quote bagus: Fill your life with experienes, not things. Have stories to tell, not stuff to show.

dapet salam dari rusa di Nara Park ;)



Hidup mewah

on Senin, 23 Maret 2015
"Saya dan mas heru ini istilahnya 'iri' lho dengan mbak mas, tapi iri yang baik yang menjadi motivasi supaya nanti anak-anak kami bisa lebih baik dari mbak mas"

Mbak Leni, dengan cerianya berceloteh tentang kehidupannya. Hari itu kami, saya dan mas, sedang ngobrol tentang persiapan acara kami dengan Mbak Leni dan Mas Heru, pemilik Kebun Asri Decoration. Sepaket suami istri yang kocak dan menyenangkan. Ngobrol ngalor ngidul tidak hanya masalah kerjaan tapi juga berbagi cerita kehidupan.

"Hidup di Jogja itu enak dan nyaman.."

Ucapan anak-anak yang gagal move on dari Jogja pun muncul lagi. Anak-anak yang gagal move on apalagi melihat manusia-manusia yang sangat menikmati kehidupan "nyaman" di Jogja. Hidup "mewah" menurut saya adalah: tinggal di kota yang nyaman dan bersahaja (Jogja nomor satu!), bersama keluarga, dan mengerjakan hal-hal yang dicintai. Jika Mbak Leni dan Mas Heru 'iri' dengan kami, begitu pun kami 'iri' dengan hidup mewah mereka :')

Tapi, kami harus "pergi" sementara dari segala kenyamanan ini. Zona aman yang memang melenakan, untuk kemudian kembali lagi disini semoga dengan membawa sejuta pengalaman berarti. Semoga :)

Cheers!

np: Distance Pixelated - Jeremy Passion

Berkemas

on Minggu, 25 Januari 2015
Mataku mengerjap. Refleks kutekan tombol on handphone, mengerjap sekali lagi, kali ini terkejut. Pukul 02.07 am. Hal yang luar biasa mataku masih bertahan hingga saat ini, setelah sejak pagi aku tidak memejamkan mata sedikit pun. Tersadar sekarang aku melewati "ambang batas kantuk"-ku. Kulirik cangkir kopiku yang tinggal sepertiga, menyesal. Sepertinya esok pagi akan kulewati dengan mata panda.

"Mbak Mia, apalagi yang kurang untuk besok? Mumpung mama mau ke supermarket hari ini. Cek lagi tas dan checklistnya. Roti udah? Teh kotak? Mentos? Sikat gigi? Kamu di rumah aja kan beres-beres?"

Pagiku hari ini diawali dengan kericuhan mama. Keluar kamar, rentetan pertanyaan memberondongku. Setengah sadar kujawab mamaku. Mengumpulkan nyawa, baru kujawab dengan rentetan jawaban dan request barang-barang yang kuperlukan. Meyakinkan mamaku aku akan di rumah, memastikan barang-barang bawaanku terkemas dengan baik. Memastikan bahwa dengan seluruh barang-barang yang dibawakan mama: koperku tidak overweight.

Pukul 02.10 am, mataku melirik ke sudut kamar. Berderet manis koper bagasi merah besarku, koper ungu kabin, tas jinjing cokelat warisan papa, ransel cokelat belelku yang masih setia, serta jaket tebal anti AC-ku. Seharian aku memberesi hal-hal tersebut, hingga akhirnya seluruh koper dan tas jinjing digembok dengan cantik. Besok aku dan barang-barangku akan melanglang buana, memulai hidup jauh dari keluarga. Satu yang belum kuberesi, kenangan.

Usai membereskan barang-barang tadi malam, tanganku usil membuka folder foto-foto di laptop, melihat perjalanan hidup. Teman, keluarga, orang tak dikenal. Berusaha mengingat-ingat momen dan perasaan saat foto-foto diambil. Hampir di seluruh foto, aku tersenyum atau tertawa. Kuingat lagi, benarkah saat itu aku tertawa? Padahal malamnya aku baru saja bertengkar dengan kakakku. Padahal malam sebelumnya baru saja ada orang yang tidak menepati janjinya. Padahal malam sebelumnya baru saja aku menangis semalaman.

Pukul 02.15 am.

Ah, orang datang dan pergi. Bahagia dan sedih silih berganti. Ada saat yang berat di hati, memaksa hati untuk menutup diri. Ada saat bahagia menghampiri, membuat senyum tersungging sepanjang hari. Seperti malam ini, aku tersenyum memandangi foto-foto itu. Foto-fotoku tersenyum, entah senyum dari hati, atau dengan luka di hati. 

"Jawaban dan kedamaian hanyalah untuk orang-orang yang mengerti. Mengerti bahwa Sang Maha Pembuat Rencana itu benar adanya. Kalau itu terlalu absurd untukmu dan kau ingin hatimu damai, cobalah mengerti bahwa memaafkan adalah obat terbaik. Memaafkan bukan siapa yang benar atau salah, bukan pantas atau tidak pantas, bukan rela atau tidak rela. Memaafkan adalah keputusan yang kaubuat dengan kesadaranmu, bukan dengan kerelaanmu. Kau sadar bahwa memaafkan adalah untuk kepentingan hatimu, bukan untuk orang lain. Suatu saat aku yakin kau akan mengerti, Mi.."

Aku termenung, memandang fotoku tertawa saat sedang outbond di Kaliurang. Aku ingat jelas, tawaku itu adalah jenis tawa menyamarkan luka. Teringat obrolan galauku dengan sahabatku, dalam hati mengakui bahwa sekali lagi sahabatku benar. Pada akhirnya aku dapat mengenang semuanya dengan tesenyum. Menertawakan kebodohanku, menertawakan kelabilanku, pun menertawakan kebahagiaan-kebahagiaanku. Aku siap melangkah esok pagi, bukan untuk meninggalkan kenangan, tetapi dengan mengemas rapi kenangan-kenangan. Mengemasnya di suatu tempat hingga akhirnya dengan tersenyum kubuka kembali.

Halo 2015

on Jumat, 23 Januari 2015
Halo penghujung hari ke-23 2015.

Sejak masuk kuliah, awal tahun biasanya saya 'rajin' untuk menuliskan resolusi aka target-target untuk tahun tersebut. Tugas membuat mindmap saat ospek sangat menginspirasi saya untuk menuliskan hal-hal semacam itu. Saya percaya bahwa menuliskan target akan membantu mewujudkannya. Saya masih percaya, hingga saat ini..

Tetapi, terkadang Allah juga menunda target-target tersebut. Namun lebih sering lagi, Allah memberikan hal-hal yang berada di luar target. Hanya 'mbatin', dan ternyata Allah mendengarkan. Membuat kita tersadar bahwa Allah-lah sang Maha Pembuat Rencana.

2015, saya tidak menuliskan banyak target seperti tahun-tahun sebelumnya. Hanya dua target yang tercanang: menuntut ilmu dengan baik di kesempatan yang telah Allah berikan; serta dilancarkan jalan untuk menggenapkan agama. Bismillah :)