Waktu

on Sabtu, 27 Desember 2014
Kelak kita akan tersadar: waktu adalah jawaban atas segalanya. Pada suatu saat, kita menilik ke belakang untuk menghubungkan berbagai titik. Titik saat kita ingin waktu dipercepat; titik ketika waktu serasa ingin kita hentikan sejenak. Namun, waktu pun terus berlalu. Kita berjalan; terus menemui berbagai manusia, berbagai panorama, melihat alam semesta. Terus berjalan, untuk menemukan sebuah jawaban.

Hingga akhirnya, waktu memberi jawaban atas segala pertanyaan. Kita akan pahami, mengapa jawaban tiba pada waktu itu; mengapa bukan lebih dulu? Karena sebaik-baiknya jawaban adalah jawaban yang tepat waktu, bukan jawaban yang terburu-buru.

Selamat menikmati waktumu! :)

destiny

on Minggu, 30 November 2014

See the sunrise

Know it's time for us to pack up all the past
And find what truly lasts
If everything has been written down, so why worry, we say
It's you and me with a little left of sanity
If life is ever changing, so why worry, we say
It's still you and I with silly smile as we wave goodbye
- Grow A Day Older (Dee)

Destiny, maybe that's what it called. Someday we'll found there are some little dots waiting to be connected. Catch up the right dot! Once we catch the right dot, still we have to put some efforts to make the line. But if it is destiny, if it has been written down, so why worry? No, I won't worry :) Good luck!


on Senin, 13 Oktober 2014
Hidup ini memang tentang "menunggu".
Menunggu kita menyadari: kapan kita akan berhenti menunggu
- Tere Liye.

Terkadang sesuatu begitu dekat, namun membuat tercekat. Semua tampak begitu sempurna, namun satu lubang mendasar menganga. Semua terlihat pasti, tapi masih harus menyadari kesiapan diri. Kesiapan untuk menyatukan visi, kesiapan untuk sedikit membelok dari mimpi. Ah, memang memerlukan instrospeksi dan kelegaan hati, sekali lagi.

Ikhlas

on Kamis, 02 Oktober 2014
Seringkali, terselip kata-kata 'ikhlas' di rangkaian ucapan kita. Enam huruf yang sangat mudah diucapkan. Enam huruf yang menjadi mutiara kalimat-kalimat indah. Enam huruf yang menjadi jimat sakti, jimat penguat ketika langkah menjadi berat.

Sejatinya, ikhlas itu bukan untuk diucapkan, bukan untuk dituliskan, seperti dalam tulisan ini :)

Ah, aku pun tersadar. Keikhlasan berarti adalah sesuatu tanpa kata ikhlas di dalamnya. Seperti kata orang bilang : " Tidak ada kata ikhlas di surat Al-Ikhlas". Namun ini adalah pengingat, apapun yang ada sekarang tidaklah tentu ada di masa yang akan datang. Bisa jadi, ikhlas mungkin merupakan anugerah yang terbesar dari Allah. Kembali berdoa, Allah menganugerahkan secuil lagi keikhlasan untuk hati hamba-hamba Nya..

Kebetulan

on Jumat, 19 September 2014
Sekali lagi mempercayai bahwa Allah bekerja dengan caranya yang luar biasa. Terlalu banyak hal-hal yang sedemikian cantiknya diatur sehingga terkesan 'kebetulan'. Kebetulan bukanlah kata yang tepat. Ada berbagai alasan dibalik seluruh tindakan dan karakter manusia. Alasan-alasan yang bermuara pada hari ini, membuat kita takjub dan mengatakan 'kok kebetulan?' Padahal, sudah sejak lama diri berproses untuk menyambut 'kebetulan' itu.

Selesai sudah menyadari 'kebetulan' tersebut, saatnya melangkah dan berproses untuk 'kebetulan-kebetulan' baik lainnya. Hingga akhirnya, seluruh rangkaian itu menjadi skenario Allah yang sangat indah dan menakjubkan :)

Bismillah..

Halo, hidup baru :)

on Sabtu, 13 September 2014
Halo :)

Dalam beberapa minggu terakhir, hal-hal yang terjadi begitu cepat. Saatnya beradaptasi lagi dengan hal-hal baru, dengan kehidupan baru. Hal pertama adalah: akhirnya saya jadi apoteker ^_^ Alhamdulilllaaah.. Titik terminasi dari kuliah di UGM selama 5 tahun, titik awal untuk melangkah ke mana saja. Mengulang kembali ingatan saya 5 tahun yang lalu, mengenai alasan saya memilih farmasi. Sejak kecil saya memang tertarik dengan dunia kesehatan (waktu SD saya seorang dokter kecil, hehe ;) ). Kenapa lalu tidak masuk kedokteran? Hmmm..Karena waktu SMA saya tidak suka pelajaran biologi dan lebih suka kimia. Kalau masuk kedokteran, pasti akan berurusan dengan biologi. Oleh karena itu saya memilih farmasi. Pilihan yang tidak pernah saya sesali, walaupun kehidupan ke depan saya akan selalu berurusan dengan biologi :p . Kelulusan menjadi apoteker membuat saya agak mellow beberapa minggu ini. Saatnya mengatakan "see you later" pada sahabat-sahabat. Ah, tapi kita akan selalu terhubung melalui doa, dears :')

"Pada akhirnya kita semua yang melafalkan sumpah apoteker disini, akan memilih jalan hidupnya masing-masing. Ada yang ingin mengabdikan dirinya di pusat-pusat pelayanan kesehatan (apotek, puskesmas, rumah sakit), bekerja di industri farmasi, menjadi akademisi, wirausahawan, atau mungkin menjadi ibu rumah tangga. Ada pula yang ingin bekerja di bidang yang tidak berkaitan langsung dengan farmasi. Saya yakin, seluruh pilihan tersebut adalah baik dan ilmu yang telah kita dapatkan di kampus farmasi tentu akan selalu bermanfaat digunakan di mana pun. Kita juga perlu menyadari bahwa apapun predikat kelulusan yang telah kita peroleh, yakinlah itu yang terbaik yang dapat kita capai. Tidak ada penyesalan, hanya perlu menata langkah ke depan. Langkah yang memastikan bahwa perjalanan menuntut ilmu ini merupakan masa berharga dalam hidup kita. Langkah yang memastikan bahwa kita menjadi bagian yang akan membuat tersenyum bangsa Indonesia. Langkah yang memastikan bahwa ilmu yang telah dituntut menjadi salah satu amal terbaik kita di dunia, Aamiin.."



Kedua, akhirnya saya 'ngekos' lagi, belajar mandiri lagi, dengan tempat yang lebih jauh dari sekedar Semarang :') Saya gag bisa pulang tiap minggu, hehe. Welcome to Nara, tepatnya di Ikoma-shi sih. Banyak yang bertanya: Nara itu di mana yon? Nara itu di dekat Kyoto dan Osaka. Jarang terdengar memang, suatu kota kecil yang damai. Ah, hidup disini tenang (atau sepi? hehe) sekali. Alhamdulillah, keluarga orang Indonesia di sini sangat kuat ikatannya dan banyak sekali membantu saya untuk beradaptasi :) Welcome new campus life! Pindah ke sini dan merasakan iklim akademik di sini, membuat saya makin sadar bahwa saya tidak tahu apa-apa >_< Oh ya, saya sedang menjalani program magang di Nara Institute of Science and Technology (NAIST), Graduate School yang memiliki kualitas riset dan pendidikan nomor 1 di Jepang berdasarkan MEXT pada tahun 2010 *sekalian promosi ;)*. Dan di sini, saya masuk ke Graduate School of Biological Sciences, bidang yang dulu tidak saya sukai, haha. Nah, pepatah mengatakan: jangan terlampau tidak suka dengan sesuatu, mungkin kau akan bersamanya selamanya. Terbukti nih pada saya :). Well, enjoy! Masuk ke dunia dengan iklim riset yang sangat kuat, baca paper adalah hobi, eksperimen adalah pekerjaan. What a life :p Saya masih kepontal-pontal haha >_< Alhamdulillah banyak orang-orang yang menguatkan, menanyakan kabar saya setiap hari untuk memastikan saya baik-baik saja. Sapaan dari mereka sangat menjadi penyemangat dan hiburan di sini :') *mellow lagi, haha..*



Ketiga, ah yang ketiga kapan-kapan saja :)

Sampai jumpa, dengan cinta dari Nara :*

Berjalan

on Sabtu, 02 Agustus 2014
Pada akhirnya, ikatan adalah penerimaan. Penerimaan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Penerimaan bahwa dirimu dulu punya pacar lima, penerimaan bahwa diriku tidak suka makan di kaki lima -yang kata mamaku sangat jorok-, penerimaan bahwa bundamu ingin punya menantu yang bisa memasak setiap hari, penerimaan bahwa ayahku menginginkan menantu seorang PNS.

Penerimaan adalah keikhlasan. Sejauh apa kau bisa ikhlas mengetahui sisi-sisi tergelapku? Abaikan seluruh ucapan manusia di luar. Berhasil melihat diriku secara utuh, rapuh, mungkin mudah jenuh. 

Aku tahu, bukan perkara mudah menghadapiku. Mungkin saat ini kau masih sibuk, menyelesaikan masa lalu, menghadapi hari ini, menata masa depan. Tak apa. Aku pun begitu. Aku berjalan, dan yakin pada janji Tuhan mempertemukanku dengan manusia yang penuh keikhlasan itu.

Bangun!

Pertama-tama, mohon maaf lahir dan batin! :'D
*sungkem sama blog yang jarang diisi*

Hehe. Yah, saya sedang berusaha terbangun dari zona nyaman. Pasca ujian komprehensif apoteker awal Juli lalu, memang rasanya ingin berleha-leha sejenak setelah satu tahun kuliah profesi dan hal-hal lain yang cukup melelahkan. Dan akhirnya sore ini berhasil 'terbangun' setelah ngobrol dengan seorang teman.

"Ya begitu yon, selalu ada fase itu. Ujian, lulus, galau dulu, persiapan untuk ujian yang lain, harus prihatin secara mental."

Aaah..selalu ada ujian lain setelah satu ujian selesai. Bersemangatlah, kawan! Mencari 'aman' dengan keluar dari zona nyaman.
on Minggu, 22 Juni 2014
Hari ini saya dan Mbak Wandha mengisi talkshow singkat mengenai pencegahan kanker di sebuah event sosial. Beberapa saat setelah talkshow, seorang Ibu yang sedang hamil -mungkin memasuki trimester kedua- dan anak laki-lakinya yang berumur sekitar 5 tahun menghampiri kami dan mengajak kami berbicara.

"Mbak, almarhum suami saya kena kanker otak. Kata dokter kemarin sampai infeksi, apakah mungkin untuk menular ke saya ya? Saya khawatir dengan bayi saya.."

Diskusi berlanjut. Kami menyarankan Ibu tersebut untuk memaparkan kekhawatiran tersebut kepada dokter kandungannya dan mungkin dapat dilakukan uji terkait. Hal yang bikin "nyesss" adalah ketika saya melihat perut Ibu tersebut, dan anak lelakinya yang masih kecil. Ya Allah, memang rizki dan jodoh di tanganMu. Apalah kami anak muda ini, terkadang terlampau galau untuk menemukan jodoh. Bagaimana dengan orang yang sudah menemukan jodoh kemudian diambil kembali oleh Allah dalam waktu yang singkat?

Sekilas Semarang

on Minggu, 25 Mei 2014
Tepat 6 minggu saya menjadi penghuni kota ini : Kota Lunpia, Kota Pelabuhan, ibukota Jawa Tengah, Semarang!












Hmm, apa yang dapat saya ceritakan tentang kota ini? Mau tidak mau saya membandingkannya dengan kota tercinta Jogjakarta ;) Dan saya tetap gagal move on dari Jogja :')

Secara keseluruhan, cukup menyenangkan sih tinggal disini, kulturnya tidak terlalu berbeda dengan Jogja. Saya tinggal di daerah Semarang Barat, ancer-ancernya deket Sam Poo Kong. Kota besar yang tidak terlalu macet, masih bisa kemana-mana dengan lancar. Cari makan? Hmm lumayanlah mudah juga hehe. Warung makan rekomendasi: penyetan mamah di deket kos*ibu penjualnya pengen dipanggil mamah*, Cabe *semacam SS, menu rekomendasi:bandeng presto, sambel bajak, terong goreng*, nasi goreng Beka di jalan Simongan, sate ayam depan Pasar Simongan :9 Jadi anak kos, ngerasain tantangannya mencari sesuap nasi, hehe.

Tempat wisata? Lumayanlah..Untungnya tempat kos masih deket dari kota. Lawang Sewu, Masjid Agung Jawa Tengah, Pantai Marina, Museum Ranggawarsita, Kota Tua, Pelabuhan, Simpang Lima, sudah dikunjungi. Tapi tetep kangen Jogja dengan segala wisata budaya dan alamnya, haha :')


6 minggu yang lalu, saya menyiapkan diri dan mental : menjadi anak kos! Hehe,ya ini memang pertama kalinya saya menjadi anak kos. Dan banyak orang yang mengkhawatirkan saya menjadi anak kos *entah terharu atau malu*. Banyak sekali yang membantu kehidupan anak kos baru ini, yang alhamdulillah selalu berlimpah cemilan pemberian orang-orang, haha :'). Well, saatnya menyiapkan mental untuk kehidupan rantau yang lebih jauh dan lebih lama. Semarang, terima kasih menjadi tempat persinggahan sementara! :)


Lawang Sewu

Sam Poo Kong di malam hari

Gereja Blendug - Kota Lama

Sudut Kota Lama

Masjid Agung Jawa Tengah

Masjid Agung Jawa Tengah
on Sabtu, 03 Mei 2014
Allah sebaik persangkaan hambaNya..

Selalu saya diingatkan seperti itu, ketika semangat sedang turun, ketika tidak yakin dengan jalan yang ditempuh. Tapi seringkali kemudian saya mendapat jawaban : Allah jauh lebih baik dari persangkaan hambaNya..

Saya mungkin sudah sering menceritakan bahwa salah satu mimpi saya adalah melanjutkan studi lagi. Dan alhamdulillah ya Rabb, jalan menuju mimpi tersebut semakin terbuka dengan menjadi awardee beasiswa LPDP, beasiswa dari pemerintah Indonesia. Well, keinginan untuk melanjutkan studi membutuhkan effort yang benar-benar lebih. Saya sangat bersyukur, begitu banyak yang membantu dan mensupport saya. Keluarga di rumah, keluarga di CCRC, sahabat. Juga teman-teman seperjuangan LPDP : mb ika, mb nella, ayun, mb niha, berbagi info dan latihan bersama :') Inshaa Allah saya akan membagikan pengalaman dalam aplikasi beasiswa LPDP ini.

Well, it's just the first step..
Masih banyak hal lain yang harus dipersiapkan. Semangat dan sukses, berjuang bersama :)



Juang

on Minggu, 27 April 2014
Semesta ini, penuh dengan orang yang berjuang.

Bayi berjuang untuk melangkah dan bicara. Anak kecil berjuang untuk membaca. Remaja berjuang untuk berteman dan bersekolah. Dewasa muda berjuang untuk bermimpi dan bekerja. Dewasa berjuang untuk berkeluarga dan bermanfaat bagi masyarakat. Orang tua berjuang untuk bermain bersama cucu-cucunya. Semua berjuang, untuk hidup dan mati.

I'm really being grateful that I can found people struggle in the same way and track.

Semoga Allah meridhai segala cita-cita kita.

untuk semua, yang berjuang meraih mimpi :)

watch it, your attitude

on Jumat, 28 Maret 2014
Hari ini mendapat 2 cerita dan wejangan, dengan tema yang sama : watch out your attitude. Pertama, tadi pagi di Puskesmas, dari Mbak Apoteker. Kedua, dari kakak tingkat di suatu industri. Keduanya geleng-geleng, baru lulus dari UGM aja udah menjustifikasi secara frontal dan nyeplas-nyeplos ini itu.

Astaghfirullah, semoga saya bisa menjaga attitude di mana pun. Menjustifikasi hanya dalam hati. Hehe.
Remind me guys.

proper attitude brings us everywhere, so watch out!

Tangan yang Tepat

on Selasa, 25 Maret 2014

Profesi.

Kata yang selalu didengung-dengungkan sejak kami menjadi mahasiswa baru. Junjung nama profesi kita! Jargon yang diteriakkan oleh kakak-kakak tingkat kami saat itu. Wajah optimis dengan kemuliaan profesi yang akan disandang di masa yang akan datang.

Lima tahun berlalu sejak saat itu. Sebentar lagi saya akan menjadi bagian dari profesi itu. Lantas?

Akhirnya membuktikan bahwa realita tidak semulia teori bangku kuliah. Beberapa hal saya lihat, meruntuk dalam hati. Lantas, anak profesi bisa apa? Mayoritaslah pemenangnya.

Ah, I'm just overthink everything..as always..

Dan kalimat dari dosen tadi siang cukup menentramkan kegalauan kami.

Kalian anak farmasi. Pasien butuh obat pasti akan didapat dari mana pun dengan cara apa pun. Sekarang, pastikan saja pasien memilih tangan yang tepat untuk memberikan obatnya. Kalian pasti capable untuk itu.

Ah..balada anak tingkat akhir :')

Titik Nol - Agustinus Wibowo

on Minggu, 16 Februari 2014
Finally I've finished a book! 

Titik Nol: Makna Sebuah Perjalanan


Fyuh, di tengah kehidupan anak profesi apoteker dan berbagai pekerjaan lain, ternyata menyelesaikan sebuah buku menjadi pencapaian yang membanggakan buat saya di weekend ini. Hehe lebay. Sedikit tertolong oleh hujan abu yang menyebabkan saya punya 3 hari off untuk menyelesaikan buku dari Agustinus Wibowo : Titik Nol.

Sejak baca bukunya yang berjudul Selimut Debu, saya tertarik membaca petualangan mas Agustinus lagi. Dalam buku ini, ia menamakan perjalanannya Safarnama, catatan perjalanan. Perjalanan dimulai dari Beijing, berlanjut ke Tibet tempat Agustinus berusaha melihat Dalai Lama dan menyaksikan komersialisasi religi. Perjalanan berlanjut ke Bhutan dan Nepal. Agustinus menggapai puncak Annaparu di pegunungan Himalaya, terkagum pada orang-orang dari penjuru dunia yang memasrahkan dirinya pada alam Himalaya untuk menemukan kedamaian di tempat ekstrim, dan bertemu dengan para hippie yang merupakan traveler legendaris. Perjalanan kembali berlanjut ke India, yang menurutnya : "Aku menemukan Indonesia di India, tetapi segala hal tertarik ke sudut terekstrim." (well, bagian India ini membuat saya tak tahan membayangkan hidup di sana). Agustin kemudian menyeberang ke tetangga India yang muslim, Pakistan. Disambut oleh keramahan warga Pakistan dan indahnya lembah Kashmir, tetap saja ada sisi negatif dari Pakistan. Cerita ditutup oleh akhir perjalanannya di Afghanistan, tempat ia tinggal untuk beberapa saat sebagai wartawan perang, sebelum akhirny mendapakan kabar bahwa ibunya menderita kanker. Agustinus "pulang" ke kampung halaman.

Ia menceritakan Safarnama-nya kepada Ibunda yang sedang berjuang hidup dengan kanker. Ibunda yang setia menunggunya menggapai mimpi-mimpinya bertualang di belahan dunia sana. Ibunda yang membuatnya tersadar, bahwa perjalanan kadang berbeda arti dengan bepergian. Ibunda-nya menuntunnya menemukan makna dari perjalanan-perjalanannya. Dalam buku ini, Agustinus terbuka menceritakan kehidupan keluarganya, tak peduli mungkin dia melanggar prinsip Tionghoa kuno : "Aib keluarga harus ditutupi." Terima kasih, sudah memberikan bacaan cerdas bagi kami mas Agustinus, untuk lebih memaknai hidup, dan waktu bersama dengan orang tua :)

Sekali lagi, buku ini wajib dibaca! :)


keberhasilan bukanlah cuma tentang mencapai puncak,
 tapi juga bagaimana menikmati pemandangan bukit dan lembah, 
gumpalan awan, mendengar simfoni burung dan rumput, 
embusan nafas, bersyukur akan hidup,
 dan yang paling penting : turun kembali dengan selamat.


Hurts, sometimes

on Sabtu, 15 Februari 2014
Senja terasa menyesakkan. Tak terlihat matahari senja Jogja yang akhir-akhir ini sebenarnya sangat eksotis, menurutku. Wajar, karena abu yang sejak kemarin menyelimuti Jogja masih beterbangan terbawa angin. Tak wajar, situasiku saat ini. Duduk berdua dengan sahabat di beranda suatu kafe, menatap debu beterbangan mengikuti jejak mobil yang lewat. Jika tidak ingat bahwa sahabatku ini sangat butuh teman bicara langsung, tak sudi aku melangkahkan kaki keluar rumah yang nyaman.

Aku menangis bukan karena takut kehilangan.  
Aku menangis karena takut menyakiti orang begitu dalam..

Akhirnya ia membuka ceritanya. Langsung ke inti cerita. Mata sedikit merah, tertunduk lesu, menatap debu. Kombinasi yang pas, untuk mencerminkan wanita yang benar sedang galau. 

Melihatnya, aku ikut termenung. De javu. Bertahun silam aku pernah berada di posisinya. Aku mengingat, apa yang dulu pernah menguatkanku? Selintas tersirat percakapan itu. Mama.

Ndug, manusia itu diciptakan Allah untuk kuat. 
Sakit apapun, percayalah bahwa setiap orang yang baik pasti akan kuat.
Jangan takutkan orang lain, jika memang tidak baik diteruskan.
Setiap orang memiliki jalannya, doakan saja semua kuat untuk terus melangkah.

Dan pada akhirnya, aku percaya, bahwa manusia memang diciptakan tidak untuk selalu mendapatkan apa yang diinginkan. Manusia memiliki resiliensi. Manusia memiliki kemampuan untuk menyembuhkan luka, selama ia berjalan dengan baik. Jadi,

Lepaskanlah,
Lepaskanlah dengan baik,
Berjalanlah semua dengan baik,
Hingga akhirnya, kalian tertawa dan mengenang,
sebagai sahabat yang saling menguatkan.



Well, everybody hurts
Sometimes, everybody cries
And everybody hurts
Sometimes

Re-defining Success

on Rabu, 05 Februari 2014
One thing I love when I have to make an essay is, I have to make a contemplation. I ask myself, what's the point of view I'll choose. Yet, I have to write an essay themed "success". Actually I have to write this essay since last December. In fact, I finished it yesterday. Two months just to make an essay of 500 words. Well.. I'm not in my best effort but I try my best :p Wish me luck, friends!

In that essay, I re-defined success according to me at this time :p. So guys, what do you think about success?

When I was in elementary school, success for me is when I got the 1st rank in the class, also when I entered the favourite school in Jogja. It happened until I was in senior high school. Success is when I entered faculty of pharmacy, UGM ^^v All is about the achievements. I success when I achieve something. 

Four years in undergraduate study, I thought I've seen people with many achievements. Are they success? Absolutely! But then, I realize that success is not only about achievements. Now I'm trying to believe that success is a lifestyle. Success is a whole story, not the end of the story. Learn something from the journey, not only focusing at the end. In fact, at the end we'll see that we've got many things to share.


Looking back

on Minggu, 26 Januari 2014
This evening I opened my old email account, the non-official one :p It was due to my sister's request that she need sample of some paper works. I looked for my files from 2012 then I realized, that 2012 maybe one of my most favorite year during my life. I just saw a lot of tasks and activities I've done, then I thought "How energetic I was in 2012..". So, where's the spirit when you need it most right now, yonika? Allah, please give us strength and spirit all the ways..

Percayalah

on Senin, 13 Januari 2014
Kau bilang kau malas; hapus rasa jenuh yang menderas
Kau bilang kau muak; redakan semua fikir yang menyeruak
Kau bilang kau lelah; akankah kau lantas menyerah?

Tenanglah..

Masih kau ingat kataku dulu?
Siapa yang akan percaya padamu; jika kau tak percaya pada dirimu?

Tertatihlah..
Berjalanlah..
Berlarilah..
Terbanglah..

Dan lihatlah,
Seperti yang kau dan aku yakin,
Ada berjuta impian; menunggu untuk menjadi tujuan.

pict source