Patah Hati, Gelas, dan Marmer

on Minggu, 27 Februari 2011
Patah hati?  Entah kenapa ketika saya mendengar kata ini, pasti langsung terbayang sepasang kekasih yang karena suatu hal berpisah, yang satu gag terima, atau dua-duanya gag terima, yang satu sakit, atau dua-duanya sakit, yang satu nangis, atau dua-duanya nangis bareng *gag usah dibayangin -_____-"*, dan hal-hal lainnya deh yang menyangkut hubungan antara dua manusia yang memadu kasih *sumpah yon, cenatcenut banget bosomu*

Hmm, saya mau curcol gag yaa?*sok mikir-mikir..

Hahaha, apaan deh.  Ya! Saya pernah merasakan patah hati dalam konteks yang seperti itu, gag cuma sekali, beberapa kali kayaknya *sok gag inget,padahal dalam hati cenatcenut haha*. Ketika saya berada dalam suatu hubungan, kemudian berjalan tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya, dan kemudian ada yang harus berakhir, ya, saya patah hati :). Sekuat apa pun saya berusaha terlihat, saya tetap patah hati. Wajar? Kalo ada orang patah hati tapi bisa ketawa bener-bener tulus ikhlas dari dalam hati, sini ketemu saya! Saya bakal kasih duit semilyar deh!*besok kalo udah punya pabrik obat*

Saya dalam proses membaca bukunya si Ajahn Brahm, ini dipinjemin temen saya si muchtar *kamu harus berterima kasih nih tar, aku udah promosiin blogmu :D haha*. Di buku ini ada cerita tentang judulnya 'Biarlah Rasa Sakit Berlalu'. Ajahn Brahm memaparkan bahwa metode terbaik untuk menghilangkan rasa sakit adalah dengan membiarkannya berlalu.
Saya menyambut rasa sakit, mendekapnya, dan mengizinkannya datang
Tapi ternyata datanglah 2 orang muridnya mengeluhkan bahwa metode tersebut tidak bisa menghilangkan rasa sakit mereka. Murid pertama, dalam rasa sakit yang hebat, mencoba untuk membiarkannya berlalu.

"Berlalulah," bujuk mereka dengan lembut dan menanti.
"Berlalulah!" ulang mereka ketika tidak ada perubahan.
"Pergilah sana! Ayo pergilah. Aku bilang, pergilah! PERGILAH!" --> ini ungkapan frustasinya gara-gara si sakit gag pergi-pergi :p

terus ada lagi murid kedua. Dia membuat kesepakatan dengan si rasa sakit.
"Aku akan membiarkanmu selama sepuluh menit, dan setelah itu, hei kamu, rasa sakit, akan pergi. Oke?"

Haha, melihat kedua contoh di atas, gatau kenapa rasanya menggambarkan diri saya ketika ada dalam rasa sakit. Memaksanya untuk pergi dan terlihat kuat, atau membuat kesepakatan sampai kapan saya harus bergalau ria, menikmati sakit itu. Hmm, kadang metode itu memang berhasil untuk saya. Tapi lebih sering tidak :p. Metode di atas bukannya membiarkan rasa sakit berlalu, tapi mencoba untuk membebaskan diri dari rasa sakit.

Ada lagi murid ketiga, dalam rasa sakit yang menakutkan, berkata kepada rasa sakit .
"Sakit, pintu hatiku selalu terbuka untukmu, apa pun yang kamu lakukan. Masuklah."

Murid ketiga bersedia dengan sepenuh hati mengizinkan rasa sakit terus berlanjut selama yang diinginkannya. Mereka memberikan kebebasan kepada rasa sakit. Mereka berhenti mengendalikannya. Itulah yang disebut membiarkan berlalu. Apakah rasa sakit itu masih ada atau tidak, sama saja jadinya. Hanya dengan begitulah, rasa sakit lenyap..

***
Bagus ya ceritanya? :)
Kadang saya sebel kalo liat orang kayaknya tenggelam banget dalam perasaan sakit mereka, seolah dunia berakhir. Tapi terkadang, dengan berdamai dan menerima rasa sakit itulah, kita akan sembuh. Kalo masih tenggelam dalam rasa sakit itu, kayaknya sih masih belum bisa berdamai, masih membiarkan si rasa sakit menguasai, bukan berteman dengan kita *menurut saya yaa*

Balik lagi deh ke patah hati. Saya baru menyadari, saya sering sekali patah hati. Ya, patah hati. Dalam konteks apa? Sebenernya apa sih arti patah hati itu? Cuma sedangkal hubungan antara dua manusia yang memadu kasih kemudian berpisah?*bahasanya cenatcenut lagi, sindrom SM*SH*

Buat saya sih,
Patah hati adalah ketika keadaan tidak berjalan sesuai ekspektasi saya
Ya contoh yang paling umum kayak yang saya sebutin tadi deh, pacaran atau apalah, yang lazim banget dianalogikan dengan keadaan patah hati. Saya berekspektasi bahwa hubungan akan lancar, adem ayem nyantai, blablabla. Ternyata tidak seperti itu. Ya, saya patah hati.

Atau ketika saya merasa berusaha keras membuat proposal PKMP, dan sudah memikirkan langkah untuk melakukannya. Ternyata gag dikasih dana sama DIKTI. Ya, saya patah hati.

Atau ketika saya merasa saya pantes lho jadi ranking 1 *ini waktu SD yaa, dimana yang 3 besar orangnya itu2 aja haha*. Ternyata yang ranking 1 adalah sahabat saya. Ya, saya patah hati.

Atau ketika tindakan orang lain tidak sesuai harapan saya. Ya, saya patah hati.

Atau ketika ada orang yang pengen banget masuk Fakultas Farmasi UGM, tapi memang belum rejekinya mereka. Ya, pasti mereka patah hati.

Dan patah hati-patah hati lain terus mengelilingi kehidupan kita :)

Memang sih porsi rasa sakitnya itu yang beda-beda, tergantung seberapa besar kita berekspektasi. Hal-hal kecil pun sebenarnya menimbulkan patahan di hati kita. Pagi ini ada sedikit retakan, nanti siang eh ternyata ada lagi, dan malamnya malah rasanya bolong. Nah lho? :O



Saya pengen banget percaya, bahwa setiap retakan-retakan di hati saya tidak membuat hati saya makin hancur. Seperti gelas, retakan sedikit, ditambah sedikit retakan lain, hancur. Saya tidak ingin menganggap hati manusia seperti itu. Saya percaya hati manusia kayak marmer. Tau kan marmer? Itu lho batu yang banyak garis-garis kayak retakan gitu. Barang-barang dari marmer bernilai tinggi kan. Dan keindahan si marmer itu terletak di banyaknya guratan-guratannya, membentuk pola yang indah.

Saya percaya setiap guratan, setiap retakan, setiap lubang yang mungkin tercipta di hati saya, tidak akan membuat saya sangat hancur. Tapi setiap guratan itu akan menjadi guratan marmer yang menambah kekuatan dan keindahannya. Dan salah satu cara untuk bisa mengubah si 'retakan' menjadi 'guratan' indah adalah dengan berteman dengan rasa sakit. Toh, setiap hari manusia selalu bertemu dengan rasa sakit itu, dalam berbagai bentuk dan porsi rasa sakitnya..
Kalau takut sakit, tidak perlu berekspektasi. Kalau tidak berekspektasi, kok rasanya gag usah hidup aja -_______-" *ekstrim nih saya,haha*

Selamat menikmati setiap rasa sakit yang datang, menyambutnya sebagai retakan, berteman dengannya, dan melihat retakan tersebut berubah menjadi guratan marmer yang indah :D

Grow a Day Older -Dee-

on Jumat, 25 Februari 2011
See the sunrise
Know it's time for us to pack up all the past
And find what truly lasts
If everything has been written down, so why worry, we say
It's you and me with a little left of sanity
If life is ever changing, so I worry, you say
It's still you and I with silly smile as we wave goodbye

And how will it be? Sometimes we just can't see
A neighbor, a lover, a joker
Or a friend you can count on forever?
How tragic, how happy, how sorry?
The sun's still up and life remains a mystery
For all we know we've come this far
Not knowing why

So, would it be nice to sit back in silence?
Despite all the wisdom and the fantasies
Having you close to my heart as I say a little grace
I'm thankful for this moment cause
I know that you

Grow a day older and see how this sentimental fool can be
When she tries to write a birthday song
When she thinks so hard to make your day
When she's getting lost in all her thoughts
When she waits a whole day to say...
"I'm thankful for this moment cause I know that I
Grow a day older and see how this sentimental fool can be
When he ache his arms to hold me tight
When he picks up lines to make me laugh
Whan he's getting lost in all his calls
When he can't wait to say : "I love you'."

If everything has been written down, so why worry, we say
It's you and me with a little left of sanity..


lagu yang enak banget didengerin di tengah cuaca jogja yang melankolis kayak gini X) *halah :p*

Jogja dan Saya

Dah lama banget gag nulis -___-"
bingung pengen nulis apa soalnya, ternyata emang lebih gampang nulis di saat galau, haha. Rasanya ketika saya galau, saya jadi lebih sensitif dengan hal-hal di sekitar saya dan malah bisa menuliskan sesuatu tentang hal-hal yang saya rasa dan saya lihat *halah sok melankolis :p*.  Bukan berarti saya pengen galau terus yaa :p

Saya suka suasana Jogja pagi ini. Mendung, adem karena tadi malam habis hujan deres, bau 'tanah' yang basah, dan saya bangun dengan perasaan yang oke banget *oke bagian ini gag penting :p*, melakuka rutinitas mau ke kampus, dan sekarang terdamparlah saya di masjid farmasi, sendirian, berasa kampus milik pribadi :p. Pokoknya Jogja pagi ini oke banget buat saya :)

Mungkin saya orang yang kurang menyukai perubahan. Saya suka Jogja, dari lahir saya sudah hidup di kota ini. Saya terbiasa dengan damainya Jogja *walau kadang ada juga demo2, kejadian2 aneh disini*, ademnya Jogja *walaupun akhir-akhir ini panas juga -____-"*. Dari dulu saya TK, jalan godean di pagi hari gag macet, sampe sekarang saya kuliah, kalo berangkat kurang dari jam7 mesti mengantri buat lewat jalan godean yang sempit itu, dan menghabiskan hampir setengah waktu perjalanan buat keluar dari kemacetan itu.

Dari berbagai kota yang pernah saya kunjungi *oke sebenernya emang cuma dikit, haha*, selalu saya bandingkan dengan Jogja. Dan gatau kenapa Jogja selalu  ada aja sisi plus-nya XD. Subjektif ya gara-gara saya emang orang Jogja? haha

Intinya saya belum bisa mbayangin aja saya tinggal di kota selain Jogja. Terlalu banyak tempat-tempat yang belum saya kunjungi di Jogja. Kalo ditanya temen : 'yon, tau jalan ini? pernah ke sini?' dan ternyata saya gag tau, malu-maluin banget -_____-". Udah hidup 19 taun di Jogja kok gag tau apa2, bahasa jawa juga acakadut, gag ada jiwa Jogja-nya sama sekali haha, walaupun saya begitu menikmati hidup di sini.

Kalo nanti saya sekolah di luar Jogja, atau dapet kerja di luar Jogja, saya harus muter-muter Jogja seharian, naek motor, sendirian, menelusuri dari Godean mpe Kotagede, dari jalan Parangtritis mpe Jakal, dan memasuki gang-gang yang saya belum tahu sebelumnya. Nyasar? Jogja kecil kok, nyasar ntar juga bakal balik lagi ke tempat awal :p

p.s. : tadi pagi liat anak-anak TK bergandengan tangan, jalan-jalan sambil nyanyi di Sendowo, kenapa saya dulu gag bercita-cita jadi guru TK aja ya? *karena kamu bakal nakut2in anak-anak yooooon :p*
on Rabu, 23 Februari 2011
terkadang melakukan sesuatu yang memang harus dilakukan menurut akal sehat lebih tidak menyehatkan.

#random words at midnight

Thailand vs Makasar

on Selasa, 22 Februari 2011
hehe ini bukan cerita tentang saya sih. Tapi tentang teman saya dan adik tingkat. Jadi gini, mereka bikin suatu karya tulis yang kalo nanti menang, hadiahnya adalah jalan-jalan ke Makasar. Mengingat sekarang ini kurang dari H-seminggu pengumpulan naskah, otomatis dah pada kalang kabut dong ngebut bikin karya tulis itu *egag juga sih kayaknya :p*, intinya yang terpikirkan saat ini pasti gimana cara menyelesaikan naskah itu secepat mungkin kan? *saya juga pengennya bisa gitu hehe*

Nah, yang ajaib adalah si adek tingkat itu bilang gini :
A (adek tingkat) : Eh mas, hadiah jalan-jalan ke Makasarnya kapan sih? Bulan apa? Aku bulan Juli mau ke Thailand nih, ntar kalo ke Makasar, aku digantiin temenku aja!
T (teman saya) : .......... *shock bingung mau jawab apa, lah naskah aja belum jadi, ni adek udah mikir aja jalan-jalannya bakal kapan XD*

Saya ngakak guling-guling denger crita ini *oke lebay :p*. Karena saya juga merasakan gimana ribetnya bikin si karya tulis itu *padahal yo kadang garap kadang egag ki :p*. Tapi yang bikin kagum adalah semangat dan optimisme si adek itu, kalo dia bakal menang dan jalan-jalan ke Makasar, bahkan mpe dah mikirin ntar gimana liburannya dia. Oke saya juga gag tahu itu gara-gara kepolosan atau optimisme dia. Tapi kayak kata om mario teguh : 'beginner's luck itu ada karena dia masih polos, jadi dia masih memandang semuanya itu mungkin'. Kurang lebih gitu deh :)

Emang sih, semakin kita mendalami sesuatu, semakin kita menemukan hal-hal yang rasanya gag mungkin kan buat kita? Kayak si adek tadi, dia mungkin baru pertama bikin karya tulis itu, jadi juga masih bisa optimis dengan sangat okenya. Yang tua-tua ini malah kadang mikir yang egag-egag *saya juga -_____-"*. Belajar untuk selalu berpikir sebagai pemula kadang gag gampang, semakin banyak kita tahu, semakin banyak ketidakmungkinan yang timbul di pikiran kita, dan menghalangi untuk jalan selanjutnya. Hmm..

Soooo, Thailand atau Makasar?
digarap dulu yoooooooon -_______-"
singapore aja deh mumpung ada promo air asia *kata kakak tingkat saya*


p.s. : random random di malam hari dengan mata 5watt dan hujan rintik-rintik <3

Babies Film

on Sabtu, 19 Februari 2011
Ini pertama kalinya saya nonton film tanpa dialog, sepanjang 1 jam lebih. Babies film ini adalah film dokumenter yang dibuat oleh sutradara Perancis, Thomas Balmes. Kalo mau baca sinopsisnya,di sini nih.

Film ini bercerita tentang 4 orang bayi dari 4 negara berbeda : Namibia, Jepang, USA, Mongolia. Mulai dari mereka masih di perut si ibu, lahir, belajar tengkurap, belajar merangkak, sampe akhirnya mereka bisa jalan :D. Gag ada dialog, cuma cuplikan adegan sehari-hari. Menurut saya sih di situ menariknya, saya bisa liat detail pertumbuhan seorang bayi *berasa emak-emak ngomong gini, haha*. Dan ternyata banyak hal-hal dodol di kehidupan seorang bayi, tapi setiap hari ada aja perkembangan dari mereka :)

Kenapa dipilih 4 bayi dari negara berbeda? Mungkin untuk menunjukkan ya, bahwa setiap budaya memiliki cara tersendiri untuk membesarkan bayi-bayi mereka. Misalnya : ibu amerika memandikan anaknya pake shower, ibu mongolia meminum air dan kemudian air itu disemprotkan ke badan anaknya *ini ritual atau apa ya?kayaknya gag tiap hari juga sih kayak gitu :p*, sedangkan si ibu jepang dan namibia sama-sama memandikan anaknya dengan cara dijilat, hieks -________- *entah kenapa yang di namibia keliatan lebih iyuuuuh :p*

Masih banyak lagi perbedaan-perbedaan dalam membesarkan bayi-bayi mereka.  Hampir sepanjang film ini  saya ketawa-ketawa geje, paling engga nyengir deh gara-gara liat kelakuan mereka -_____-". Bikin saya mikir: "dulu saya juga gitu ya? suka ngeces geje, ngomong bahasa alien, marah ngguling-ngguling kalo gag bisa make mainan dengan bener, dll" XD --> kayaknya emang gitu haha

Walaupun beda-beda dalam cara membesarkan anaknya, toh anaknya akhirnya tumbuh jadi manusia juga *emang waktu bayi bukan manusia?*. Ya gimana pun cara orang tua kita membesarkan kita, bersyukurlah  , karena mereka lah kita bisa jadi manusia kayak sekarang ini :D *mulai random*

Yang suka liat bayi-bayi kecil yang lucu wajib nonton film ini, karena semua bayinya lucu-lucu, bahkan si bayi namibia juga *saya gag bermaksud rasis ya :p*

p.s. : jadi pengen punya adek kecil yang bisa diunyel-unyel di rumah. Bukan adek besar yang suka menindas (baca :adek saya)
:p

When you believe :)

on Jumat, 18 Februari 2011
Many nights we've prayed
With no proof anyone could hear
In our hearts a hopeful song
We barely understood

Now we are not afraid
Although we know there's much to fear
We were moving mountains long
Before we knew we could


There can be miracles, when you believe
Though hope is frail, it's hard to kill
Who knows what miracles you can achieve
When you believe, somehow you will
You will when you believe


In this time of fear
When prayers so often prove(s) in vain
Hope seems like the summer birds
Too swiftly flown away

Yet now I'm standing here
My heart's so full I can't explain
Seeking faith and speaking words
I never thought I'd say

There can be miracles, when you believe
Though hope is frail, it's hard to kill
Who knows what miracles you can achieve
When you believe, somehow you will
You will when you believe


They don't (always happen) when you ask
(Oh)
And it's easy to give in to your fears
(Oh...Ohhhh)
But when you're blinded by your pain
Can't see your way straight throught the rain
(A small but )still resilient voice
Says (hope is very near)
(Ohhh)

There can be miracles
(Miracles)
When you believe
(Lord, when you believe)
Though hope is frail
(Though hope is frail)
It's hard to kill
(Hard to kill, Ohhh)
Who knows what miracles,you can achieve
When you believe, somehow you will(somehow,somehow, somehow)
somehow you will
You will when you believe

You will when you
You will when you believe
Just believe...in your heart
Just believe
You will when you believe~


-mariah carey feat. whitney houston-


I will when I believe :)

Dilema Anak FSI?

on Kamis, 17 Februari 2011
Haha apaan deh judulnya yooon -_____-"

Oke curcol saya kali ini emang tentang dilema saya 'nantinya' kalo saya mungkin kerja di industri atau pengembangan obat *amin amin amin ya Allah..*. Sedikit flashback deh, jadi dulu sebenernya saya gag bercita-cita jadi farmasis. Kayak waktu TK mpe SMP, kalo ditanya cita-cita jawabannya : pengen jadi dokter kandungan. Ya taulah profesi apa sih yang populer di kalangan anak-anak, kalo gag dokter, guru, insinyur *abstrak banget gag sih?insinyur apaan dulu? -____-*, bahkan mpe astronot atau diplomat. Jarang banget kita denger anak TK : cita-citaku besok jadi apoteker. Tanya kenapa?

Keinginan untuk masuk jurusan farmasi baru muncul ketika semester 2 kelas 3, udah dagdigdug mendekati UM gitu. Pertamanya saya mau masuk teknik, teknik sipil atau arsitektur interior *padahal gag punya jiwa seni, pede banget*. Saya gag suka biologi, makanya mau masuk teknik yang lebih menantang pake rumus-rumus gitu *alibi, padahal karena saya gag bisa ngapalin haha*. Nah kenapa tau-tau kesambet jadi mau masuk farmasis? Karena denger banyak orang yang bilang : di farmasi tu lapangan kerjanya gede lho, kalo kamu gag mau jadi apoteker, nanti bisa kerja di industri-industri gitu. Waaaaaw :O *pikirannya : gampang dapet kerja dan duit, matre banget sih saya :(*. Dan saya pun membulatkan tekad untuk masuk farmasi, dan saya dulu gag tertarik sama sekali kerja di apotek, bayangan saya ketika masuk farmasi, saya nanti akan kerja di industri atau BPOM gitu, jadi memang dari awal orientasinya untuk masuk FSI :)

Alhamdulillah, saya sekarang sudah berada di minat saya, FSI :)

Hmmm, selama ini entah mengapa ada stigma bahwa FSI itu money oriented *atau mapan oriented?*  dan FKK itu social oriented *FBA? entrepreneurship oriented, halah opo kuwi :p*. Saya gag menggeneralisir ya, ini pendapat pribadi saya, kadang ada yang menganggap begitu kan? Awalnya saya juga begitu. Tapi begitu menapaki kehidupan di farmasi *bosomu -____-"*, saya pengen kalo pun nanti saya kerja di industri, saya tetap bisa beramal lewat jalur itu, tetap bisa social oriented juga. Kata teman saya : berbuat baik untuk sesama tu gag cuma lewat satu jalur  yang paling umum kok, bisa pake berbagai jalur, asal memang diniatkan *teman saya itu sekarang di FBA, kami diskusi masalah ini ketika kuliah tamu hehe*. Maksudnya, kalo FKK emang keliatan banget kan kerja sosialnya, di mana mereka lah yang berhubungan langsung dengan masyarakat, memberikan konseling, memberikan penyuluhan, dll. FSI juga nanti pasti bisa seperti itu, tapi untuk sementara kami kan harus berkutat dulu dengan laboratorium, berbagai sintesis dan hal-hal molekuler. Dan menurut saya dan teman saya, kami tidak harus langsung terjun ke masyarakat seperti memberikan konseling, bisa saja kan nanti saya mengembangkan formulasi obat yang poten tapi terjangkau oleh masyarakat dan teman saya yang FBA itu mengembangkan herbal Indonesia sehingga bisa menjadi obat yang poten juga. Dengan begitu kami pun bisa memanfaatkan ilmu kami untuk masyarakat, mencari materi tapi juga  memberikan manfaat bagi masyarakat. Walaupun awalnya ini memang menjadi pembenaran diri kami untuk masuk minat masing-masing, tapi insya Allah kami bisa menjalankannya, Amin ya robbal 'alamin.. :)

Nah, tiba-tiba kemarin waktu kuliah farkin, pak dosen membahas sesuatu yang selama ini kayaknya gag ada ujungnya buat dunia obat : obat generik atau merk? Kayaknya masalah ini dah dibahas ama banyak orang, dari jaman kapan, gag selese-selese juga :p. Kadang ada anggapan : anak FKK pasti milih generik *berpihak pada masyarakat*, FSI milih merk *berpihak pada industri, dimana keuntungannya gede*. Tu kan imagenya FSI jadi money oriented lagi -_______-". Dulu waktu semester 2, saya pernah denger kakak tingkat saya berdebat, yang satu anak FSI yang satu anak FKK.

FKK : Masyarakat tu butuh obat yang terjangkau, gag liat sekarang harga obat merk berapaan? Emang dipikir Indonesia tu negara dah maju yang penduduknya bisa beli obat mahal-mahal? Yang sakit juga kebanyakan orang gag punya. Pokoknya obat generik lebih oke! Toh bahan aktifnya sama.

FSI : Obat generik lebih oke? dari segi harga iya, jelas jauh lebih murah, lebih mudah dijangkau. Tapi liat dong efektivitasnya. Ada harga ada mutu. Bahan aktif emang sama. Obat merk mahal karena pake bahan-bahan yang berkualitas, mesin yang dipake juga lebih canggih. Otomatis mutu obat yang dihasilkan lebih bagus. Mau murah tapi sembuhnya lama apa mahal tapi sembuh cepet?

Saya cuma melongo, berpikir : oke semua ada kurang lebihnya.Tapi emang gag bisa bikin obat bagus dengan harga yang menengah?hm..


Kembali ke pak dosen. Beliau ngasi contoh sebuah antibiotik *saya lupa namanya apa*, dengan nama generik harganya 80.000an dan dengan nama merk 484.000 *untuk 10 tablet*. Wow! 6x lipat meeeeeen harganya! Dan beliau kemudian menerangkan, bioavailabilitas si obat merk lebih bagus sehingga lebih efektif, pemakaiannya juga lebih efisien, obat yang diminum per hari lebih dikit. Semua itu karena si obat pake eksipien yang lebih bagus mutunya. Walaupun zat aktifnya sama, tapi eksipienlah yang akan menentukan bioavailabilitas obat itu dalam tubuh, sehingga efeknya akan berbeda antara obat generik dan obat merk. Gituu :O

Saya mah mantuk-mantuk aja dengerin itu, berusaha berpikir bahwa harga 6x lipat itu wajar untuk efektivitas yang didapat. Yang bikin cengok adalah ketika pak dosen bilang : 'Makanya kalian tu fokus aja gimana caranya ngembangin obat biar lebih efektif. Pakailah bahan-bahan yang emang bermutu untuk menunjang itu. Mahal? itu sih urusan orang ekonomi *atau manager ya? gag terlalu denger sih*. Yang penting bikin obat bagus, masalah mahal apa egag bukan urusan lah, bukan kita yang ngatur. Sekarang obat mahal yang salah siapa? Pemerintah. Kenapa gag bisa ngasih subsidi buat obat? Kunci pelayanan kesehatan yang terjangkau ada di subsidi dan asuransi'.

Kurang lebih gitu kata si bapak. Kalo ada yang baca dan saya salah, tolong dibenerin ya :)

Saya langsung berpandangan ama temen sebelah saya. Gapapa obat mahal? Yang tanggung jawab harusnya pemerintah?

Ya menurut saya sih, gag bisa juga semua dikasih ke pemerintah. Mau berapa subsidi yang dikasih pemerintah buat obat? Masih banyak juga kan yang harus dikasi subsidi, pendidikan, bbm, blablabla. Maksudnya, emang si industri gag bisa apa ngerti dikit aja, buatlah obat yang bagus, bermutu, efektif, tapi juga sambil mikirin nanti harganya jatuhnya berapa. Buat apa ngembangin obat bagus-bagus tapi cuma bisa membantu kesembuhan segelintir orang doank? Saya bingung deh. Pernah juga denger crita kakak tingkat, dunia industri tidak seindah yang kita kira *halah*. Mungkin maksudnya penuh dengan intrik dan permainan uang. Haha berat ni :p

Mungkin waktu masih jadi mahasiswa, emang idealisme itu bakal masih menggebu-gebu ya. Kata pembenaran saya dan teman saya : berbuat baik untuk sesama tu gag cuma lewat satu jalur  yang paling umum kok, bisa pake berbagai jalur, asal memang diniatkan. Semoga ini bisa menjadi idealisme dan motivasi kami juga dalam kerja nanti, amin amin!

Tidak bisakah peneliti, industri, dan pemerintah saling mengerti dan bekerja sama untuk tidak membuat orang sakit lebih 'sakit'? :)

p.s. : saya tau ini cuma wacana belaka, gag ada habisnya kayaknya dibahas. Tapi semoga wacana ini akan terus menjadi pengingat bagi saya dan teman-teman yang lain, amin :)

Sugesti Diri Edisi Semester 4!

on Rabu, 16 Februari 2011
Hari ketiga di semester 4.
materi baru.
dosen baru.
kelas baru.
teman-teman baru, yang membuat saya menyadari, ke mana aja saya di farmasi? temen seangkatan kok gag kenal, astaga yooooon -_____-"
kegiatan baru.
dan yang penting :

S E M A N G A T B A R U ! ! !
:)

yap!
semoga setiap hari akan mendapatkan semangat baru untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat, amin :D
saya sukasukasuka sintesis organik, kimia produk alam, teknologi formulasi sediaan padat, farmakokinetika, radiofarmasi, bioanalisis, analisis farmasi, analisis klinik/farmasi forensik, dan 5 praktikum yang akan menemani saya semester ini! <3

saya suka kegiatan-kegiatan dan amanah yang saya dapat di semester ini! <3

#sugestidirisendiri

bismillahirrahmanirrahim..

The Devil and Miss Prym *Paulo Coelho*

on Selasa, 15 Februari 2011

Semuanya hanya masalah pengendalian diri. Dan pilihan. Tidak kurang, tidak lebih.

Awalnya nama Pak Paulo Coelho ini terdengar asing di telinga saya, saya bukan novel freak sih walaupun lumayan suka baca :p. Karyanya yang paling terkenal sebenernya The Alchemist, dan saya malah belum baca buku itu, zzz -______-". Adek saya bilang, saya berubah. Dulu saya sukanya novel menye-menye mengharu biru kayak si Cecilia Ahern, atau chicklit yang ceritanya seputar wanita muda menjelang paruh baya yang kerja mapan, shoppaholic, tapi susah cari jodoh, atau novel-novel ringan yang bahasanya mudah dimenegerti *ini emang saya yang males mikir berat ya?haha*. Dan tiba-tiba sekarang saya baca novel yang keliatan rada ber-sastra *halah*.

Oke cukup deh curcolnya :p

Paulo Coelho percaya bahwa 1 minggu dalam kehidupan manusia sudah cukup untuk menciptakan perubahan yang besar dalam hidup manusia. Seorang asing datang ke Visco, desa terpencil yang bagi orang kota bagaikan surga dengan segala kedamaian yang ditawarkannya. Tapi bagi penduduk Visco sendiri, tempat tersebut seakan mengekang mereka dan memaksa mereka hidup dalam rutinitas yang hambar, tanpa ada kejutan-kejutan dan mereka dapat memprediksi bagaimana mereka menjalani hidup pada esok hari. Orang asing tersebut menawarkan emas yang dapat mengubah desa tersebut, menjadikannya lebih berwarna. Namun dengan syarat, harus ada satu orang penduduk desa yang meninggal dalam seminggu itu, entah karena sakit, diserang hewan buas, atau bahkan dibunuh oleh warga yang lain. Tokoh utama di novel ini adalah Chantal, satu-satunya gadis muda yang tinggal di desa itu. Chantal menjadi 'alat' orang asing untuk menyampaikan tujuannya datang ke Visco kepada penduduk desa yang lain, dan berarti Chantal harus mengumumkan tawaran orang asing tersebut. Perang batin pun terjadi, pada diri Chantal dan penduduk desa yang lain. Haruskah mereka 'mengorbankan' salah satu penduduk demi kehidupan yang lebih berwarna dan menggairahkan? Siapa yang menang, malaikat atau iblis yang ada di setiap hati manusia?

Hmmm, novel yang tidak membosankan. Banyak kalimat-kalimat dan sedikit kutipan cerita yang menyentil saya *halah bosomu yon XD*. Di novel ini, Coelho menunjukkan bahwa dalam setiap hati manusia selalu ada malaikat dan iblis yang 'berperang' untuk mengendalikan ke mana tuannya melangkah. Baik dan Jahat selalu mengiringi manusia, kadang Baik dominan pada siang hari, Jahat dominan pada malam hari. Atau sebaliknya. Atau Baik dominan pada suatu periode yang panjang, dan Jahat dominan pada periode yang pendek. Atau sebaliknya. Semua tergantung pada : pengendalian diri

ketika sama sekali tak disangka-sangka, kehidupan justru menyodorkan kepada kita tantangan untuk menguji keberanian dan kemauan kita untuk berubah; jika saat seperti itu tiba, tak ada gunanya berpura-pura sesuatu tidak terjadi atau mengatakan kita belum siap.

Jodoh di Tangan Siapa? *another mario teguh's motivation* :)

on Minggu, 13 Februari 2011
Ouch ouch, temanya unyu banget, itu pikiran saya ketika pertengahan minggu ini melihat judul si om mario buat minggu malam ini. Jodoh di Tangan Siapa? Mulai dari ABG umur 14 taun, remaja 17 taun, ababil umur 19 taun *ehem, saya*, orang dewasa muda umur 20 taunan, ibu rumah tangga umur 30 taunan, bahkan mpe nenek-nenek ada mungkin masih aja pada mempertanyakan itu?*iya gag sih?* Mulai dari yang masih labil *kayak saya*, yang mulai galau gara-gara frustasi nyariin si jodoh, yang udah nikah dan masih bertanya 'am I right?', mpe yang mungkin berpisah dan mencari lagi dari awal, pertanyaannya masih sama 'Jodoh di Tangan Siapa?'. Rawr banget sih yang nyiptain pertanyaan ini -______-"

Sebenernya saya lagi males sih beranting-ranting *bukan saya bukan munafik nih, suerr XD*. Tapi apa salahnya kan saya menyimak si om mario lagi malem ini dan membuat sedikit catetan tentang petuah beliau. Itung-itung besok kalo si ranting lagi jalan-jalan dan nemuin saya, saya bisa baca lagi catetan ini untuk memastikan he's the one, yeah!*mulai random*

Oke, acara dimulai dengan 5 pertanyaan om mario ke penonton :
1. Jodoh di tangan siapa? --> acakadut jawabannya, ada yang bilang di tangan diri sendiri, di tangan Tuhan, ada yang ikut-ikut aja nggumam geje :p
2. Nasib di tangan siapa? --> mulai kompak : di tangan diri sendiri
3. Kebahagiaan di tangan siapa? --> tambah kompak : di tangan diri sendiri
4. Kedamaian di tangan siapa? --> tambah tambah kompak : di tangan diri sendiri
5. Jodoh di tangan siapa? --> dan akhirnya semua kompak : di tangan diri sendiri!

yeah,
Jodoh diserahkan ke tangan kita sendiri, dan Tuhan yang akan menyetujui :)
Jadi pertanyaan terhadap si judul dah kejawab ya, inget : Jodoh di tangan kita sendiri, tapi jangan lupa minta persetujuan dulu dari Tuhan *dari keluarga juga*

Hmm, semua orang punya nasib, seluruh hidup adalah perjalanan nasib. Nasib baik, nasib buruk, nasib beruntung, nasib sial, semua tergantung dari cara kita memandangnya, Karena semuanya punya nasib, terus apa dong yang mbedain? Kelas nasib. Kelas nasib itulah yang membedakan orang pandai dan tidak pandai, orang beruntung dan tidak beruntung, dan lain-lain. Dan kelas nasib itulah yang harus kita bangun dengan tangan kita sendiri. Percayalah bahwa orang baik akan berpasangan dengan orang baik, orang keji akan berpasangan dengan orang keji. Impas kan? :p. Allah memang Maha Adil :). Tergantung bagaimana kita memandangnya dan mengimplementasikannya menjadi hal yang positif di mata kita ;D

Begitu dibuka sesi pertanyaan, ada satu pertanyaan yang unyu deh, bapak-bapak yang tanya. Dia bilang 'jodoh saya telat karena saya terlalu logis, padahal kata ustadz jodoh itu gag logis, harus pake hati, gimana dong?'. Gini deh misalnya saya : saya pengen jodoh yang pinter, kaya, baik hati, sabar, gag mutungan, lucu, pengertian, blablablabla *gag gag seheboh itu, saya cuma mau rasa 'klik', gag lebih gag kurang, itu yang susah haha*. Ya misalnya saya heboh deh minta yang kayak saya sebutin tadi, logis kan seorang wanita muda seperti saya minta itu?*wanita muda?bosomu yooon -_____-*. Yap logis dong, tapi apa yang saya sebutin tadi itu semua gag logis sifatnya, semua emosional, sifat-sifat kayak gitu gag bisa dikuantifikasi kayak kalo kita pake komputer yang eksak 'eh aku mau dong jodoh yang pinternya 90%, baiknya 99%, pengertian 80%, blablabla'. Semua gag logis, semua relatif, karena Allah Maha Adil :)

Cinta itu buta. Sebagai orang yang cukup 'eksak' sih rasanya, buat saya itu gombal banget dan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Ternyata si om Mario setuju loh dengan saya *huahahaha*. Yeah, cinta emang gag buta, tapi melumpuhkan logika :). Yang ini baru saya setuju hehe. Itu sebabnya kenapa nasihat pernikahan lebih dibutuhkan ketika sudah menikah, karena orang yang 'ngebet' nikah itu gag bisa dinasihati, logikanya lumpuh oleh cinta *menye-menye banget nih kedengerannya,haha*. Berhubung saya belum ngebet jadi belum tau rasanya, tapi kayaknya emang iya, oh no logika saya akan lumpuh -_____-". Pesan si om mario : Pastikan belajar semua kebaikan tentang pernikahan sebelum kamu jatuh cinta, karena saat itu kamu masih logis' *jujur saya bingung, saya harus bahagia karena masih logis, atau bahagia nanti kalo gag logis? eh saya harus bahagia sepanjang hidup saya, amin :)*

Dan ketika kita sudah merasa menemukan si ranting itu, gimana cara ngeyakinin diri kita? Kewenangannya ada di tangan kita kan? gimana kalo kita salah mengambil kewenangan? :(
Kita memang diberikan keleluasaan buat memilih, buat menentukan, dan Tuhan yang akan menyetujui. Tapi jangan sampai kita sewenang-wenang dalam memanfaatkan kebebasan memilih itu, mendekatlah pada Tuhan dan bertanyalah apakah Tuhan menyetujui pilihan kita :)
*ini nasihat yang kayaknya bakal penting banget buat masa depan saya :)*

Sooooo, kesimpulannya ada 2 hukum nih :
1. Upaya diberikan kepada kita
2. Kita harus memantaskan jiwa bagi jodoh yang berkualitas

Jangan fokus pada di mana jodoh saya, tapi fokuslah pada upaya memantaskan diri untuk dipertemukan dengan jodoh yang pantas :)

Sooooo, karena saya males beranting-ranting sekarang, saya anggap saya dalam usaha 'memantaskan diri' tersebut, amin amin :)

'heh ranting kamu dah lahir kan? aku tau loh, kamu cuma lagi jalan-jalan aja sekarang nyariin aku, kupantaskan diriku, pantaskanlah dirimu, dan kita akan bertemu di persimpangan jalan yang tepat :)'
--> haha random banget deh saya -_______-"

p.s. : kata om mario juga nih, jangan berharap dapet jodoh yang udah 'jadi', karena yang 'jadi' pasti dah dimiliki orang, soo, 'ranting, mari membangun :D' *ini ucapan kalo saya ketemu si ranting ya*
p.s. : buat sahabat saya moymoy, ayok menggirang bersama neng, mereka lagi jalan-jalan nyariin kita loh :). Just see what will happen 5 years ago, amiiin ;D
on Jumat, 11 Februari 2011
tidak ada niatan untuk meninggalkan sesuatu yang saya anggap indah ini

saya bersyukur saya dapat apa yang saya dapat, tidak lebih tidak kurang

utami maryam siti aisyah, istri pepeng
wanita super di belakang pria hebat :) 
 

Imunisasi Diri Sendiri

'Kalo udah kena cacar sekali, nanti gag bakal kena cacar lagi loh', sering gag sih dengar mitos kayak gitu? Waktu dulu akhir kelas 2 SMA si cacar air mewabah di sekolah, saya mah tenang-tenang aja karena dulu dah pernah kena cacar air waktu kelas 1 SD *dan bekasnya masih ada mpe sekarang -____-*. Katanya sih, kalo dah pernah kena cacar sekali, bakal ada antibodi yang terbentuk jadi kita gag bakal kena cacar lagi *abis ini browsing deh :p*. Mungkin cacar yang pertama akan menjadi imunisasi sehingga kita bakal resisten terhadap virus cacar, jadi gag bakal kena lagi *oke ini sotoy hehe*. Tapi ternyata ada loh orang yang kena cacar gag cuma sekali, pernah ada rumor juga adek teman saya kena cacar mpe 3 kali, serem. Mengingat betapa cacar itu sangat tidak mengenakkan, panas, gatel, terasing *gag ada orang yang mau deket2 XD*. Tapi setelah sembuh, yeah kadang meninggalkan bekas, but i've got the vaccine!*semoga untuk saya memang ada 'imunisasi' alami itu jadi gag bakal kena cacar lagi, amin*

Jadi lupa sebenernya mau nulis apa, hmmm -______-

oke saya inget!

Ketika kita sakit dan lalu sembuh, kita bakal berusaha menjauhi hal-hal yang membuat kita sakit itu gag sih?*kecuali kamu orang yang bebal dan gag peduli ama badan, LOL*. Kalo saya alergi debu, saya bakal ngehindari debu, kalo saya alergi dingin, saya bakal ngehindari dingin *ya dua hal ini susah banget lah yon -__-*, karena saya pernah tipus, saya njaga apa yang saya makan dan gag suka begadang *emang gag bisa begadang lebih tepatnya hehe*. Hal-hal yang reflek terjadi lah, kita membuat 'antibodi' buat diri kita sendiri, tanpa kita sadari.

Kadang saya ngerasa gitu juga ketika saya abis sangat sebal terhadap suatu hal. Ketika sebal, rasanya gag ngenakin banget kan, sebal=penyakit hati *sotoy lagi, tapi emang iya deh kayaknya*. Pengen segera menghilangkan rasa sebal itu dan bersikap biasa aja :D. Dan ketika saya sudah 'sembuh' dari rasa sebal itu, pengennya kan bersikap biasa aja kan ya? Tapi kadang ada suatu 'antibodi' yang tidak kelihatan *apaan deh berasa mistis* yang mencegah saya untuk bersikap biasa seperti sebelumnya. Antibodi selalu bertujuan baik kan? Melindungi kita sehingga kita tidak akan sakit lagi, ya kalaupun sakit lagi, berarti antibodi kita kalah oleh paparan virus-virus itu *apa siiih -____-*. Saya gag bisa jelasin dengan oke deh, maaf hehe. Gag usah dipikir berat, karena kayaknya hal ini emang bakal terjadi di tiap orang deh :)

So, just enjoy your world with every antibody you've got after you've recovered :D
Karena tujuan awalnya adalah untuk memagari kita supaya tidak sakit lagi :). Ada antibodi aja bisa sakit lagi, apalagi egag? Tapi jangan biarkan dia berkembang terlalu besar dan mengalahkan dirimu sendiri, kebanyakan antibodi ntar kayak penyakit lupus, membunuh diri dari dalam :(
intinya mah : pinter-pinter aja ngatur diri sendiri ya XD

p.s. : postingan kali ini rasanya random banget haha. Saya juga gag tau deh kenapa suka ambil misal-misalan gitu *mungkin karena saya orang yang suka menghubung-hubungkan sesuatu, LOL* 
p.s. : maaf kepada semua orang yang pernah saya sebelin dan saya buat sebel ^^v. Mari membuat antibodi yang tidak berlebihan :D

Diberi nila setitik, melupakan susu sebelanga

on Selasa, 08 Februari 2011
Judul yang aneh? iya :p. Harusnya kan : karena nila setitik, rusak susu sebelanga, yang artinya karena suatu hal kecil yang buruk, rusaklah semua kebaikan. Itu salah satu dari sekian sedikit *bukan sekian banyak,haha* peribahasa yang nyantel di otak saya. Saya bukan orang yang terlalu suka berbasa-basi pake peribahasa sih :p

Saya juga gag tahu judul itu bakal nyambung gag ama curcol kali ini, hehe.

Kadang saya merasa saya sudah berusaha cukup keras untuk suatu hal, dan berani untuk berekspektasi tentang hal tersebut. Apa yang akan saya capai, apa yang akan saya raih, bahkan apa yang akan saya lakukan setelah meraihnya. Memang bukan sesuatu yang menjadi tujuan hidup saya sih *bosone rada abot ki*, ya mungkin akan menjadi salah satu parameter tujuan saya ke depannya. Kayaknya sih saya orang yang cukup bersemangat ketika mengerjakan sesuatu, dan kadang susah fokus di beberapa hal ketika saya sedang bersemangat di salah satu hal. Kadang saya melupakan hal lain *jadi inget postingan saya yang ini*, dan benar-benar fokus di hal itu. Ya tidak salah kan? Asal jangan kebangetan sih yon, hehe..

Nah, ketika hal yang saya usahakan itu tidak berjalan sesuai yang saya harapkan, saya kok merasa lemes, lesu, tidak bersemangat :( *semua orang pasti gitu ya -____-*. Ya pokoke merusak mood lah untuk sesaat.  Saya cukup sering nonton om mario ngasi petuah-petuah : 'kegagalan itu awal keberhasilan, makin besar kegagalan, makin besar keberhasilan yang akan diraih, dll'. Kata-kata semacam itulah yang sering saya dengar dan saya tanamkan dalam hati, bahwa saya harus percaya hal itu. Tapi ketika saya sampai di titik 'ketidak berhasilan itu', ya tetep ada rasa kecewa. Wajar gag sih? Rasanya masih sulit untuk legowo dalam waktu singkat..

Saya melakukan random talk lagi tadi dengan diri saya, dan menyadari bahwa hal-hal yang sama sekali tidak saya ekspektasikan, justru akan menjadi lebih baik. Saya menganggap usaha saya tidak ada apa-apanya, sangat kurang, dan tidak fokus. Minder melihat orang-orang lain yang berusaha jauh lebih keras daripada saya, menghabiskan waktu mereka untuk fokus di situ, sementara saya kadang 'sakmlakune wae' *bahasanya gag oke hehe*. Dan ternyata justru disitu saya diberikan apa yang melebihi harapan saya, melebihi yang saya perkirakan, padahal saya sudah bersiap untuk yang terburuk.

Ekspektasi memang penting, harapan memang penting, impian memang penting, apalagi usaha yang keras kan? Dan dibutuhkan juga mental yang keras untuk mendapatkan semuanya itu. Ketika 'ketidak berhasilan' itu mendatangi saya hanya melihat pada hal itu saja, merasa yang saya lakukan kemarin sia-sia. Tetapi ketika melihat dari berbagai hal dalam satu hari kehidupan saya, ternyata banyak hal-hal di luar ekspektasi dan harapan saya, yang seharusnya membuat saya bersyukur. Kadang ketika saya diberi 'nila setitik', lalu saya melupakan 'susu sebelanga' yang telah Allah berikan kepada saya. Astaghfirullah..

Ya intinya saya ingin menyemangati diri sendiri saja sih, bahwa saya harus berusaha lebih keras lagi, dan menyiapkan mental yang lebih keras lagi, dan bersyukur lebih keras lagi atas 'susu' yang lebih deh dari sebelanga yang diberikan Allah kepada saya :D

p.s. : jangan merasa sudah berusaha keras, karena ada yang berusaha jauh lebih keras, mungkin hanya mereka tidak menyadarinya saking sudah terbiasanya mereka berusaha keras :)

Energy Drink, perlukah?

on Senin, 07 Februari 2011
Pagi ini saya membaca sebuah artikel menarik di nytimes.com, judulnya Scientists See Dangers in Energy Drinks. Tumben banget nih saya bacaannya new york times, hahaha. Tadi sempet baca blog temen dan dia bilang bahwa ini website yang wajib dikunjunginya tiap hari. So, I tried it!

Dengan bahasa Inggris yang pas-pasan, apalagi ini bahasa biasa digunakan di New York Times kata teman saya adalah American English yang slang dan gag kayak bahasa Inggris biasanya *emang yang biasanya kayak gimana? saya juga gag tau :p*, saya mulai membaca artikel itu. Intinya para scientist khawatir mengenai tingginya kadar kafein dalam minuman-minuman berenergi yang beredar bebas di pasaran, apalagi minuman-minuman berenergi memang punya popularitas yang tinggi di masyarakat, mulai dari orang tua sampai anak-anak, semua menyukainya *rasanya enak sih :p*

Penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya menyebutkan bahwa minuman dengan kadar kafein yang tinggi dapat memicu penurunan kebugaran seseorang, misalnya berefek pada tekanan darah, detak jantung, dan fungsi otak. Konsumsi minuman berenergi dalam jangka pendek memang belum menunjukkan hal-hal yang negatif terhadap tubuh, tapi para ahli mempertanyakan efeknya ketika seseorang mengonsumsi berbagai minuman itu dalam jangka waktu yang lama. Mereka memperkirakan akan muncul resiko tinggi terhadap penyakit liver dan kardiovaskuler, resistensi insulin, dan diabetes pada penggunaan dalam waktu yang lama.

Minuman-minuman berenergi memang bisa beredar luas di pasaran karena FAO *BPOMnya Amerika* belum memiliki peraturan yang ketat mengenai produk-produk ini, dimana belum ada batasan-batasan yang jelas mengenai zat-zat yang terkandung dan jumlah maksimalnya dalam produk-produk tersebut. Hal ini menyebabkan produsen bisa dengan bebas memberi label kepada produk, misalnya 'enhances athletic performances' atau 'inrease caloric burn and mental sharpness' *sering kan kita dengar iklan-ikan minuman berenergi dengan slogan yang kurang lebih sama?*. Strategi marketing memang menjadi bagian penting dari penjualan produk ini, dimana minuman berenergi selalu diidentikkan dengan minuman yang modern dan cool *liat aja iklan produk yang menampilkan anak muda lemes-lemesan kerjanya, seminggu kemudian langsung semangat gila-gilaan kayak abis dapet dopping, lebay -____-*

Minuman berenergi biasanya mengandung gula dengan kadar tinggi *makanya rasanya enak kan*, dan ternyata bagi para atlet yang melakukan latian dalam porsi berat, tingginya kadar gula ini justru akan menyebabkan dehidrasi *berlawanan ya ama iklan yang katanya 'mengganti ion tubuh' dan gag bikin dehidrasi itu? tapi saya juga belum tahu produk itu kadar gulanya berapa*. Zat lain yang biasanya ditemukan dalam minuman berenergi adalah taurine, glucuronolactone, vitamin B, ginseng, ginko biloba, dan guarana. Biasanya vitamin B dijadikan 'alibi' sehingga minuman tersebut akan terkesan lebih sehat, tapi kalau kita sudah cukup mengonsumsi vitamin setiap hari, malah akan berbahaya kan?

Hmmm, saya rasa memang peredaran minuman berenergi ini masih terlalu bebas. Semua bisa membelinya di warung-warung dekat rumah, dari anak kecil hingga orang tua, dari yang memang butuh minuman ini sampai yang 'kecanduan' dengan minuman ini. 

Saya jadi ingat dengan kakek saya *biasanya saya memanggil beliau : kai, itu bahasa banjar hehe*. Nah, almarhum kai saya adalah orang yang sangat suka beraktivitas, ke sana kemari, bolak balik jogja-banjarmasin untuk menengok cucunya, ke berbagai kota untuk ikut penataran, dan macem-macem lainnya. Dan kakek saya suka sekali mengonsumsi minuman-minuman berenergi, banyak macam-macamnya, mungkin untuk menunjang fisiknya karena kegiatan yang seabrek itu. Saking 'kecanduan'nya dengan minuman berenergi, selalu ada persediaan minuman berenergi di kulkas, bahkan ada lemari tersendiri untuk menyimpan produk-produk yang sachet-an. Heboh lah pokoknya :p

Dan tanpa kami sadari, kondisi kai tiba-tiba drop pada tahun 2003-an *kalo saya gag salah ingat*. Padahal sebelumnya jarang sekali masuk rumah sakit, dan saat itu saya baru pertama kali melihat kai yang lemas gag bisa ngapa-ngapain. Diagnosa dokter sangat mengagetkan : kai sakit liver, tapi saya gag tau itu kanker atau sirosis atau penyakit liver yang lain *saya masih kecil gag pernah tanya2 sih :(*. Dan kai hanya bertahan 6 bulan setelah diagnosis itu :')

Hmmm, saya jadi ngehubung-hubungin nih, mungkinkah rusaknya liver itu karena segala produk-produk minuman berenergi itu? Mungkin saja, karena penggunaannya jangka panjang kan, setiap hari pula. Yaa, mewanti-wanti diri saya sendiri sih, konsumsilah minuman seperti itu kalau perlu saja, jangan sampe 'kecanduan' :)

Si Galau!

on Sabtu, 05 Februari 2011
Beberapa waktu yang lalu lagi nge-trend tuh kata 'GALAU', apalagi sekitar bulan Desember 2010 kemaren. Rasanya cuaca mendung *oke dalam arti harafiah juga, ujan mulu, tapi maksudnya suasana sih*, dimana-mana liat orang muram, berasa hidup berat banget, bikin status yang 'galau' pula di fb *haha saya juga termasuk :p*. Dan banyak yang pengen Desember cepet berlalu, gag keitung deh berapa status temen saya yang bilang kayak gitu, dan berapa pula yang di kehidupan nyata *bukan dunia maya* bilang kayak gitu. Pokoknya si galau lagi booming banget, nge-trend banget, kalo bisa jadi TT deh di kehidupan nyata :p

Dan ternyata si galau gag cuma hinggap di kampus aja. Pas saya ketemu sama temen-temen SMA yang lagi mudik, eh pada ngomongin kegalauan masing-masing pula, astagaaaa. Jadilah kita bukannya ngomongin hal-hal yang menyenangkan, tapi sharing kegalauan masing-masing, yah kadang juga menertawakan kenapa kami galau gara-gara hal aneh,haha. Dan dari cerita-cerita itu, saya ngerasa alasan saya buat galau tu gag banget deh -______-" *suatu saat saya juga bakal ketawa kali nginget-nginget kegalauan-kegalauan yang lain*

Saya orang yang suka hidup dengan tenang, kayaknya selama ini saya bisa me-maintain hal-hal dalam diri saya dengan cukup baik, tidak terlalu meledak-ledak, kalem, setidaknya sampai SMA saya anak yang seperti itu. Tapi kok makin lama saya mengenali diri saya, malah makin galaulah saya? Nah lho -______-"

Kadang saya ngerasa bego deh, kenapa hal-hal remeh temeh bisa bikin saya galau? Kenapa orang lain bisa bikin kita galau? Padahal saya tahu gag ada untungnya pula saya galau mikirin hal-hal itu atau orang lain atau apalah itu. Buang-buang waktu, buang-buang energi, buang-buang tempat di otak buat mikirin kayak gitu, gag worthed sama sekali -____-". Ya tapi itulah hidup, kata sahabat saya si fahmoy : 'perasaan itu kan gag eksak yon' *thx for reminding me :)*. Saya orang yang cukup eksak rasanya, pengen ini itu dan mengendalikan perasaan saya sendiri, gag tergantung dengan keadaan sekitar. Yeah but she's right, perasaan itu gag eksak :)

Dan tidak selamanya galau itu olo ternyata. Gara-gara berbagai kegalauan, akhirnya terketuklah tangan saya untuk menulis, curhat di diary saya *bukan blog iniiiiii, ya ada beberapa yang lalu saya tulis disini, haha*. Padahal saya gag suka nulis tuh dulu, tapi terus saya mencoba, gimana ya perasaan saya kalo saya marah-marah di diary? Gimana ya perasaan saya kalo saya maki-maki orang di diary?*huahaha, it felt so good*. Hehe, oke saya tau itu engga banget, tapi toh gag ada yang baca selain saya dan Allah SWT :) *saya gag kebangetan kok maki-makinya :p*. Sometimes it makes me feel better, saya nyesel kenapa gag dari dulu aja saya punya diary?*karena saya dulu gag suka galau :D*

See? Galau juga punya good effect ternyata :D. Membuat saya menyadari bahwa menulis tidak seburuk yang saya bayangin dulu. Galau membuat saya lebih mengenali diri saya juga, dan membuat saya menyadari begitu banyak karakter orang di sekitar kita, gag semuanya bisa sesuai dengan kita. Kita emang selalu berusaha menjadi orang baik untuk semua orang, tapi kadang itu gag bisa kita lakukan. Terus haruskah kita bergalau ria?*kayaknya frase ini gag oke : galau ria* Ya kadang perlu, kadang egag.. Saya percaya yang harus kita berikan yang terbaik itu adalah diri saya, keluarga saya, dan orang-orang yang dekat dengan saya. Amiin :)

Sekarang Februari, masih adakah sisa-sisa kegalauan itu? Yaaaah, nanti juga akan ada masanya 'jam 12.00 siang' itu dateng, nikmatin aja deh yang sekarang, galau kek egag kek, saya akan belajar memandang itu semua dari kacamata positif :)

Terimakasih untuk 'pelindungku' :')

on Jumat, 04 Februari 2011
Deg deg deg, ngeliat kick andy malem ini. Temanya : Sex Bebas di Kalangan Remaja. Rasanya begitu dekat dengan dunia kita *saya masih bisa dibilang remaja kan?:p*. Bukan dalam artian saya dekat dengan dunia seperti itu ya!*awas mpe salah kaprah*, tapi menyadari bahwa mereka seumuran dengan saya, bahkan lebih muda dari saya, hmmm, menakutkan rasanya -____-"

Nih salah satu alasan jual diri dari Bunga *nama disamarkan* : pergaulan bebas, uang jajan *uang jajan 50ribu sehari gag cukup, whaaaaaaat???astaga heran banget sehari ngapain aja neeeeng, hidup di USA??*

Ada lagi  yang umur 19 tahun jadi gigolo *sama tuanya dengan sayaaaaa*. Kelas 6 SD sudah melakukan sex. Astaghfirullah.. :(

Penyebab?
- anak-anak punya banyak tantangan di lingkungan sekitarnya
- ortu gag siap  menjadi orangtua bagi anak2 yang hidup di era digital
- ortu terlalu sibuk, ada secara fisik, tapi gag ada secara emosional

Saya bukannya mau menutup mata terhadap hal-hal seperti itu, apalagi saya hidup di Jogja yang kota mahasiswa dan dulu pernah ada rumor bahwa tingkat sex bebas di sini sangat tinggi. Emang bener sih pergaulan itu memegang peranan utama dalam hal kayak gini. Salah pergaulan, gag kuat iman, orangtua tidak ada secara emosional, ketiganya akan menjadi kombinasi yang 'pas' untuk bisa terjerumus ke dalam hal-hal seperti itu.

Kadang-kadang saya sering merasa orangtua saya over dalam mengawasi kegiatan saya. 
'Hari ini mau ngapain aja?'
'Ama sapa aja?'
'Di kampus ngapain aja?'
'Kok jam segini baru pulang?'
'Kalo pulang lewat maghrib langsung sms atau telpon!'
'Anak cewek kok pulang jam segini, jam 9 belum mpe rumah'
'ke pantai? sama sapa? temennya sapa aja? gag boleh'

dulu waktu SMA seriiiiiiiiiing sekali mendengar hal-hal seperti itu. Alhamdulillah sekarang waktu kuliah sudah tidak se-ekstrim itu :)

Dan memang ya, kadang saya merasa kok jadi orangtua tu serba salah banget. Terlalu perhatian, salah.. *entah mengapa dulu saya merasa hal-hal kayak gitu sangat mengekang, temen-temenku boleh, kenapa aku egag??*. Gag perhatian,  anaknya entar kemana-mana..

Sekarang baru deh sadar, kenapa mama selalu ceriwis malah seperti itu *walaupun kadang agak parno*, tapi sekarang baru sadar betapa pentingnya itu. Ya saya dulu iri melihat teman-teman saya yang bisa bebas maen ke sana-sini, bisa nginep sana-sini, bisa pergi ke mana-mana. Tapi tiap orangtua punya cara terbaik kan untuk memberikan perhatiannya? Dan saya baru sadar sekarang, kalau yang dulu papa mama lakukan itu memang benar. Hanya kelabilan dan kekanak-kanakan saya saja dalam menanggapinya, sehingga saya kadang merasa terkekang.

Hmm, menjadi orangtua memang tidak akan mudah. Apalagi di jaman sekarang yang semua informasi baik dan buruk bisa didapat dalam hitungan detik. Semoga setelah ini saya semakin mengerti orangtua saya dan tidak akan merasa dikekang deh dengan aturan-aturan baku dalam rumah, hehe. Maaf ya mama papa.. terimakasih buat semua perhatiannya, penghargaan, dan pujiannya :')

p.s. : Semua pasti dilindungi oleh Allah SWT? :) 
orangtua hanya salah satu sarana untuk melindungi diri kita masing-masing, amin..

Tepat Jam 12.00 Siang

on Kamis, 03 Februari 2011
Dia keluar rumah, dengan kostum lengkap untuk berjogging ria. Kaos gombor, celana training panjang, sepatu kets kesayangan yang sudah belel dan nyaman sekali dipakai. 

Jam 6.00. Matahari masih malu-malu, tidak ada bayangan di belakangnya. Dimulai dengan berjalan dulu, dia tidak ingin menghabiskan tenaganya di awal. Berjalan santai, mengamati sekitar, tersenyum dan menyapa orang-orang yang ditemuinya di jalan. Kapan lagi bisa bernafas dengan lega seperti pagi ini? Nikmatilah..

Jam 7.00, matahari meninggi. Tiba-tiba muncul bayangan yang begitu panjang di sampingnya, bayangan yang menuju ke arah barat. Dia tidak suka bayangan itu. Bayangan yang terus mengikutinya, menempel ke mana pun dia melangkah. Dia putuskan berlari, berlari dari bayangannya. Namun bayangan itu tetap menempel padanya, tetap mengarah ke barat. Semakin dia melihat bayangan itu, semakin dia ingin pergi. Mulailah dia berlari sekuat tenaga. Dia tidak bisa lagi menikmati udara pagi yang sejuk, tidak lagi mengamati sekitarnya, tidak menyapa orang-orang yang dia temui. Hanya berlari sekuat tenaga. Tidak apa-apa, anggap saja aku berolah raga sambil berkejaran dengan bayangan itu, pikirnya..

Jam 8.00. Matahari makin meninggi. Bayangan masih mengikutinya. Semakin pendek, tapi masih ada. Dia pun tetap berlari sekuat tenaga..

Jam 9.00. Kata orang-orang, jam 9.00 adalah waktu terbaik untuk berjemur, waktu terbaik untuk menyerap sinar matahari pagi. Dia mulai lelah, tetapi bayangannya masih ada. Dia putuskan untuk berjogging saja, tidak berlari lagi. Mencoba berdamai dengan bayangannya, sambil menikmati matahari pagi bersama si bayangan. Padahal dalam hati, dia masih ingin mengalahkan bayangan itu, menunjukkan bahwa dia lebih cepat dari bayangannya..

Jam 10.00. Bayangan makin pendek, matahari makin tinggi. Dia mulai menerima bayangan yang tidak juga menyingkir dari sampingnya. Tenaganya mulai habis, dia mulai merasakan timbunan asam laktat di kakinya, pegal..Joggingnya semakin pelan, dan dia mulai menikmati pemandangan di sekitarnya lagi, mulai tersenyum pada orang-orang yang dia temui..

Jam 11.00. Peluh makin membasahi keningnya. Dan bayangan masih ada, hanya sedikit, hampir tak terlihat. Dia tidak peduli lagi, bayangan itu ada atau tidak. Dia hanya ingin menikmati olahraganya hari ini. Langkahnya makin pelan, sekarang dia hanya berjalan. Menikmati udara yang semakin panas, melihat berbagai aktivitas orang-orang di sekitarnya. Dia berjalan menuju rumahnya.

Jam 12.00. Dia sampai di depan rumahnya. Lelah, lelah sekali setelah berkejaran dengan bayangannya. Matahari tepat di atas kepalanya, begitu terik tanpa ada awan yang menutupinya. Sambil membuka pagar rumah, dia melihat ke bawah, melihat sekeliling, mencari sesuatu yang rasanya hilang. Bayangan itu hilang, habis di bawah kedua kakinya. Tidak terlihat di sampingnya, hanya di bawah kakinya ada sedikit warna hitam. Tepat jam 12.00 siang.

Dia pun teringat sebuah kalimat dari sahabatnya :
Time will heal everything, every wound you've got


Hujan datang jugaaaaa :)

on Rabu, 02 Februari 2011
Ya Allah, Alhamdulillah..
Terima kasih doaku dikabulkan, walaupun aku berdoanya kemarin dan hujannya baru datang sekarang :)
Tapi yang penting sudah dikabulkan, walaupun hari ini gag hujan juga, suatu saat hujannya bakal datang kan?mungkin besok, mungkin lusa, mungkin minggu depan, mungkin bulan depan, mungkin tahun depan *yang ini kayaknya kelamaan ya,hehe*. Tapi si hujan pasti bakal turun oleh kehendak-Mu :)

Seperti hujan, begitu banyak mungkin doa-doa yang aku minta pada-Mu, dan lewat hujan ini aku tau, doa-doa itu suatu saat akan dikabulkan. Entah kapan, aku tidak tau. Nanti malam, besok, lusa, minggu depan, bulan depan, atau bertahun-tahun lagi? Tapi aku tau Kau akan memberikannya ketika aku sudah siap mendapatkannya dan menikmatinya :)

p.s : menikmati dinginnya hujaaaaan X) *semoga gag biduran -__-"*

divine cigarette, kretek sehat?

mediaindonesia.com
Kemarin sore saya melihat sebuah info yang rada ajaib bagi saya. Saya menonton acara public corner di Metro TV dengan yang membahas tentang divine cigarette, istilah yang awam saya dengar. Di acara tersebut dihadirkan seorang profesor biologi molekuler dari Unbraw, ketua APTI (Asosiasi Petani tembakau Indonesia), dan 2 orang yang telah merasakan khasiat divine cigarette tersebut. Nah sebenarnya apa sih divine cigarette itu?

Buat yang ingin tahu lebih lengkap tentang 'produk' ini bisa langsung ke websitenya aja klik disini. Secara ringkas dari yang saya baca, mereka menyebutkan bahwa walaupun dalam asap rokok terdapat lebih dari 4000 jenis zat berbahaya (yang dianalisis menggunakan berbagai metode, kromatografi juga termasuk loh :O), tapi zat-zat itu baru akan berbahaya bisa mengenai tubuh dalam bentuk partikel-partikel individu *maksudnya dalam bentuk zat tunggal sendiri*. Sedangkan pada asap rokok, zat-zat tersebut tidak mengenai tubuh secara individu, melainkan secara bersama-sama dan justru memberikan efek saling menetralkan *mungkin seperti katekin menetralkan kafein dalam teh*, sehingga asap tersebut tidak berbahaya bagi tubuh. Disebutkan pula bahwa nikotin tidak memiliki efek negatif pada tubuh, selain hanya menyebabkan ketergantungan. Nikotin justru memberikan efek positif, antara lain dapat menenangkan, mengobati asam urat, melancarkan pencernaan.

Yang berbahaya dalam asap rokok adalah adanya merkuri radikal bebas. Radikal bebas inilah yang akan menyerang bagiab-bagian tubuh kita, menyebabkan berbagai efek buruk dari rokok, bahkan menyebabkan kanker. Orang yang menambal gigi menggunakan 'amalgam' *mengandung merkuri* juga akan memperparah resiko merokok itu.

Dari yang saya tangkep, penelitian tentang divine cigarette tersebut memfokuskan pada pengembangan nanobiologi, dimana partikel-partikel asap rokok akan dibuat menjadi ukuran nano, sehingga dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh. Di dalam rokoknya juga akan ditambahkan bahan-bahan berkhasiat yang akan masuk ke dalam tubuh melalui 'penghantaran asap rokok' tersebut, jadi asapnya sebagai fase gerak *hmm -__-*.

Artikel-artikel yang saya dapat di google hampir semuanya mengungkapkan kelebihan divine cigarette ini. Seorang pasien kanker hati Malang telah merasakan khasiat dari divine cigarette ini dan setelah 6 bulan kanker hatinya mengecil (Metrotv.com). Artikel lain juga menyebutkan bahwa asap rokok yang telah dimodifikasi menjadi divine cigarette tersebut di uji cobakan pada tikus, dan hasilnya menunjukkan bahwa tikus tersebut menjadi lebih lincah dan ransum makanannya lebih sedikit daripada tikus kontrol, apalagi tidak ada efek negatif dari pengasapan tadi (dokteriko.com). Wow!

Tapi sayangnya, saya belum menemukan abstrak atau jurnal hasil penelitian asli dari profesor tersebut. Saya baru menemukan artikel-artikel saja, dan kebanyakan kontennya pun sama. Hmmm, antara percaya dan tidak percaya sih. Kalau benar-benar bisa mengobati kanker *apalagi kemarin dua orang pasien yang didatangkan adalah penderita kanker*, benar-benar hebat kan? Harusnya yang nemuin bisa dapet Nobel tuh :O

percaya gag percaya? yaaa, kalau ada bukti yang lebih ilmiah atau jurnalnya, tolong beri tahu saya, terimakasih :D

referensi :
http://divinecigarette.com (tanggal akses : 2 Februari 2011)
http://www.metrotvnews.com/read/news/2011/01/19/39913/Divine-Cigarette-Sehatkan-Penderita-Kanker-Hati (tanggal akses : 2 Februari 2011)
http://dokteriko.com/index.php?option=com_content&view=article&id=84:divine-cigarette-rokok-ramah-lingkungan-dari-unibraw&catid=1:news&Itemid=69 (tanggal akses : 2 Februari 2011)

A Whole New World!

on Selasa, 01 Februari 2011
I had a doll named 'boncel'. I didn't know why I named him like that *yeah, he not she :p, I and my sister always consider him as a boy*. When my mother gave that doll, I felt so happy "yeah I have a new doll, what must I do with him?" I named him as 'boncel' *I remember, I think it's because he has a small rounded nose, and my mother said : Hidungnya boncel ya? yeah actually I didn't know what boncel means mom :p*. Because he had long legs, very long legs, almost 30cm *I didn't measure LOL*, but we could fold his legs, and I liked to fold his legs around my neck *what a terrific little girl -____-*. And when I was bored to fold his legs, my eyes looked at my water color. I took the green color, mixed it with water, took the brush, and tadaaaaaaaa : his hair changed from blonde *it was cute :)* to blonde with the green highlight. What a great creation from me! I was very proud, haha *okay, I was really an annoying little girl, maybe until now :p*

And several days later my mom brought me a new barbie, just a cheap barbie *not expensive barbie priced blablabla hundred thousand rupiah*. And yeah, I was happy again, I've got a new toy! I started with the same pattern, named her, explored what she can do, then highlighted her hair again *I was obsessed with water colour although I can't draw*. Sometimes I did something different, I tried to make her a dress :D, just sewed rag fabrics, I didn't care whether it looks good or not, I just made it.

And some toys came after that, I always do the pattern, yeah sometimes with modification according to the toy I got. I felt like I had a new world, I was happy, I stuck on that thing, and step by step I leave my old toys. I put my old toys in the box, I didn't touch them for several times, until I opened up the box, and then I realized : 'wow, I have this toy, how can I forget about it? Oh this one still good, I want to keep it, and this one is too old and I will throw it away' *I don't know what is requirement to enter the good condition or the bad condition, just follow my mood :p*

I'm 19 now *thank you for reminding yourself yon, you're almost 20* and I think now it's not about my dolls or my toys, but about my world. Although I think I'm a person who like to stay at my 'comfortable zone' *I know it is not really good*, but sometimes I found a new world, that give me challenge, give me something to explore about, to learn about others, to play with it. The new world can give me challenge how to break a way. The new world give me challenge to keep the situation. The new world give me many things that I can explore, and I can play with it. Just like a little girl with her doll. And step by step I leave my old world.

New world, not always as good as it seems first. Sometimes it gives me challenge I can't handle. It makes me feel worse than my old world, although I have do the adaptation. Just like I was bored with my doll, I threw it away to the box, kept it there until I got the interest again, or I throw it away, out of my box, to the rubbish bin, or gave it to my sister.

I think my worlds will repeated as a cycle, I find new, I like it, I explore it, I leave the old world *okay, I think I must  reduce this part*, I'm bored, I feel worse, and I'll find the new one again. Just like that. And there are many ways to reach the world I belong to. I know for some parts of my life, I can't do that cycle. And when I can't do it, it means I've reach my world :)

p.s. : I know my grammar is really really bad :p
p.s. : I miss my 'boncel' :(((