Hurts, sometimes

on Sabtu, 15 Februari 2014
Senja terasa menyesakkan. Tak terlihat matahari senja Jogja yang akhir-akhir ini sebenarnya sangat eksotis, menurutku. Wajar, karena abu yang sejak kemarin menyelimuti Jogja masih beterbangan terbawa angin. Tak wajar, situasiku saat ini. Duduk berdua dengan sahabat di beranda suatu kafe, menatap debu beterbangan mengikuti jejak mobil yang lewat. Jika tidak ingat bahwa sahabatku ini sangat butuh teman bicara langsung, tak sudi aku melangkahkan kaki keluar rumah yang nyaman.

Aku menangis bukan karena takut kehilangan.  
Aku menangis karena takut menyakiti orang begitu dalam..

Akhirnya ia membuka ceritanya. Langsung ke inti cerita. Mata sedikit merah, tertunduk lesu, menatap debu. Kombinasi yang pas, untuk mencerminkan wanita yang benar sedang galau. 

Melihatnya, aku ikut termenung. De javu. Bertahun silam aku pernah berada di posisinya. Aku mengingat, apa yang dulu pernah menguatkanku? Selintas tersirat percakapan itu. Mama.

Ndug, manusia itu diciptakan Allah untuk kuat. 
Sakit apapun, percayalah bahwa setiap orang yang baik pasti akan kuat.
Jangan takutkan orang lain, jika memang tidak baik diteruskan.
Setiap orang memiliki jalannya, doakan saja semua kuat untuk terus melangkah.

Dan pada akhirnya, aku percaya, bahwa manusia memang diciptakan tidak untuk selalu mendapatkan apa yang diinginkan. Manusia memiliki resiliensi. Manusia memiliki kemampuan untuk menyembuhkan luka, selama ia berjalan dengan baik. Jadi,

Lepaskanlah,
Lepaskanlah dengan baik,
Berjalanlah semua dengan baik,
Hingga akhirnya, kalian tertawa dan mengenang,
sebagai sahabat yang saling menguatkan.



Well, everybody hurts
Sometimes, everybody cries
And everybody hurts
Sometimes

0 comment:

Posting Komentar

speak up! ;)