review : yang galau yang meracau

on Minggu, 18 Desember 2011

Saya menemukan judul buku ini ketika ada teman yang memposting link blog penulis buku ini, si Fahd Djibran, di fb. Akhirnya tersesat di blog dia deh, fahd-isme.blogspot.com , membaca beberapa tulisannya, melihat project-projectnya (fiksi-auvi yang cukup saya suka, bagus, beneran, membaca dengan gaya lain :)), saya jadi penasaran banget pengen beli buku ini. Dari judulnya aja dah menantang kan : "yang galau yang meracau". Sebagai orang yang mungkin cukup sering terlihat galau *haha*, saya pengen dapet pencerahan, apalagi baca beberapa review di internet katanya emang worthed baca ini. Ampe saya bela-belain mau pesen langsung ke penerbitnya via email, karena saya kira jarang ada di jogja, tapi email gag dibales-bales .___. akhirnya saya pun menembus hujan ke togamas di seberang kota sana demi si buku ini *syaaah lebay abis :P*

Buku ini bukan novel, bukan kumpulan cerpen, tapi kumpulau racauan, begitu si Fahd menyebutnya. Memang, ada prosa, ada puisi, ada monolog, ada hanya beberapa baris kalimat di buku ini. Ekspektasi saya sangat tinggi ketika akan membaca buku ini. Ketika sudah dibaca, jujur tidak setinggi ekspektasi saya. Tapi lumayanlah, worthed juga buat dibaca karena pemikiran-pemikiran si Fahd kadang gag biasa, atau justru terlalu biasa, dan sebenarnya terjadi dalam kehidupan sehari-hari, tapi kita terlalu tidak peduli? entahlah. Yang jelas, ketika membaca ini, banyak bagian yang membuat saya tertohok sebagai manusia :)

Beberapa bagian yang sangat saya suka :

Cantik itu luka

pretty is something you''re born with. But beautiful, that's an equal opprtunity adejctive.
the difference between pretty and beautiful is; Pretty is temporal whereas beautiful is eternal.

See girl? beautiful doesn't always mean you go to natash* or lariss* to do some facial, buy something expensive in the mall, seeing your face for long time in the mirror. cheers, whatever we are, we are still beautiful :)

Lagu malam part1-5
ini puisi-puisi untuk istrinya, menye-menye tapi so sweet haha :D
Mengetuk Pintu Surga
di bagian ini, dia merepresentasikan lagunya Bob Dylan, Knockin' on Heavens Door, dengan kehidupan saat ini.

Perempuan yang berdoa
Doa yang baik tak pernah berpusat pada kepentingan dirimu sendiri.
Doa yang baik selalu tersebar bagi kepentingan orang-orang di sekeliling dirimu, orang lain, seluruh semesta.
Berdoa-lah untuk kebahagiaan dan kebikan orang lain, maka semesta akan bekerja dengan sendirinya untuk kebaikan dan kebahagiaanmu.
Taruhan denganku, siapa yang tak bosan melulu mendengarkan permintaan-permintaan yang semua selalu tentang dirimu, kepentinganmu, dan kebahagiaanmu?
Maka lupakanlah kepentinganmu, leburkan ia dengan kepentingan banyak orang di sekeliling dirimu, begitulah cara merayu Tuhanmu.

Refleksi diri yang indah :)


Yang saya suka lagi juga, dia menampilkan tokoh Tuan Setan, yang selama ini jadi momok dan kambing hitam atas semua kesalahan manusia, menjadi tokoh yang justru membuka refleksi-refleksi diri Rayya, si tokoh utama. Untuk bagian cinta, dikisahkan diucapkan oleh Rayya untuk kekasihnya, Alivya, dan rasanya jadi lebih so sweet haha :D. Dan di bagian ending, ada bagian untuk refleksi kegalauan mengenai keTuhan-an :)

Well, masih galau kah setelah membaca ini? haha tentu masiih, tapi dengan racauan-racauan, membuka ruang untuk menyalurkan kegalauan ke arah yang lebih positif, yeiy! :D

selamat menikmati racauan :)



0 comment:

Posting Komentar

speak up! ;)