Uma Pecinan

on Senin, 23 Januari 2012
Dulu, waktu saya belum mengenakan jilbab, sering sekali orang menyangkan saya noni *nonislam*. Entah mungkin dari nama saya yang awam dipake orang dan tidak berbau islami hehe, atau ada juga yang bilang karena wajah saya. Hmm .__. Oke lupakan :P. Setelah ditelusuri, ternyata saya memang 1/4 chinesse *syaaah perhitungane :p*. Nenek saya dari pihak papa adalah chinesse asli, nikah dengan kakek saya yang asli orang kalimantan, lahirlah papa saya yang 1/2 chinesse *dan muka papa emang chinesse banget, sering dipanggil 'koh' .__.*. Lalu papa nikah dengan mama yang kalimantan asli, jadilah saya dan adik saya yang 1/4 chinesse. Tadaaaaaaaa!

Tiap ke Banjar, sering juga ketemu dengan saudara-saudara yang chinesse, dari pihak papa. Nenek 4 bersaudara dan saudaranya pada punya banyak anak juga. Tersebar dimana-mana. Ada yang di kalimantan, ada yang di semarang, ada yang di samarinda. Dulu waktu masih kecil, pernah diajak ke Semarang buat nengok sodara. Dan di sana diajak buat ke klenteng *tempat ibadah orang cina*, saya lupa klenteng apa. Bakar dupa, saya yang gag ngerti mah asik-asik aja disuruh bawa dupa yang menyengat dan kemudian menancapkannya di sebuah guci. Haha :D

Walau pun keluarga dari pihak papa beraneka ragam, baik budaya dan agama, tapi alhamdulillah gag pernah aneh-aneh. Toleransi selalu terjaga :). Saya punya uma *oma*, kakaknya nenek. Tinggalnya di daerah pecinan banjarmasin, kawasan yang dihuni oleh sebagian besar etnis tionghoa disana. Jadilah kami memanggilnya 'uma pecinan'. Sekarang umurnya sudah 80 sekian, saya gag tau. Dulu papa sering sekali katanya dititipkan ke uma hehe. Kalau papa maen ke tempatnya, gag pernah uma masak yang aneh-aneh karena tau papa gag boleh makan. Dan masakan uma ini sungguh legendariiiiiiiiiis :D. Jaman beliau masih sehat dulu, wuih semua masakannya katanya mah legendaris, dari berbagai kue, masakan khas banjar, sampe masakan-masakan cina gitu semua bisa beliau buat, luar biasa, semoga saya masih sempet 'nyantri' sama beliau haha :)

uma yang di tengah itu :)
Dan lucunya, setiap imlek, si uma selalu ngasi saya dan tia angpao. Tiap lebaran juga. Padahal kami tidak merayakannya, tapi selalu begitu sejak saya masih kecil. Dan tahun ini pun juga. Kebetulan papa baru aja balik ke banjarmasin, dan tadi siang ngasi amplop kecil berwarna merah, dengan gambar lucu, huruf cina emas. 'Angpao dari uma lho'. Haha, pas sekali dengan hari imlek. Saya buka, isinya 2 lembar uang 10rbuan :). Selalu begitu, amplop dengan corak yang sama, jumlah yang sama sejak saya sma kayake :D. Alhamdulillah, uma masih ingat dengan kami, walau mata sudah semakin tidak awas mengenali kami, 2 tahun yang lalu kami ke sana. Walau telinga sudah tidak terlalu mendengar suara kami. Walau sulit untuk berdiri untuk berfoto bersama kami. Tapi uma masih ingat dengan kami, tahun ini.. terima kasih :)

1 comment:

Unknown mengatakan...

suka nulis ya ^_^

Posting Komentar

speak up! ;)