Di Pinggir Gadjah Wong \(^.^)/ - Part1

on Senin, 20 Juni 2011
Saya mengeluarkan hape dari tas. Oh belum jam 8. Tetapi terlihat banyak ibu dan bapak yang keluar dari sebuah bangunan sederhana di tengah perkampungan, ada pula anak-anak perempuan dengan baju muslim, dengan poni mereka yang berantakan. Tapi setidaknya mereka terlihat lebih cantik dengan busana muslim yang berwarna-warni :)

"mba ikaaa, woo telat to.. ni lho aku dapet roti isinya anggur india," nindita langsung menyapaku ketika aku turun dari motor.
"hehe, maaf dek..iya nih telat. Sini aku boleh minta gag rotinya? Apaan anggur india?"
"gag mau, anggur india tu ya anggur dari india, dulu waktu aku ke imogiri buat jalan-jalan, dikasi anggur india juga mba, ......" nindita berceloteh tentang pengalamannya bertemu si anggur india, saya dan teman saya kunthi hanya mantuk-mantuk sambil senyum-senyum. haha anak kecil selalu senang kalau didengarkan ya? begitu saya sampai rumah dan membuka roti tersebut, ternyata anggur india itu kismis :p *saya baru tahu deh kismis asalnya dari india, mungkin juga ya, pengetahuan baru :D*

gadis-gadis kecil lain pun kemudian berkenalan dengan teman saya, kunthi, yang memang baru pertama kali datang ke tempat itu. Seperti biasa kalau ada orang baru, mereka akan bertanya kepada mbak atau mas yang sudah dikenalnya "itu sapa?", tidak langsung kenalan sendiri, ketika disuruh kenalan barulah mengulurkan tangan sambil menyebutkan nama malu-malu. Lucu kan? :)

Nah, saya telat apaan hayo?? :p
Bapak ibu di kampung tersebut baru saja selesai mengikuti pengajian ahad pon, bangunan sederhana itu adalah mushola mereka, dan di manakah saya? Di sebuah kampung bernama Ledhok Timoho. Asing mendengar namanya? Saya juga 3 bulan yang lalu asing dengan nama tersebut, maklum rumah jauh juga dari daerah timoho *alibi haha*. Ancer-ancernya nih, dari perempatan happy land ke arah timur, nanti nemu perumahan yang cukup elit, nah Ledhok Timoho mungkin agak 'tersembunyi' di balik rumah elit tersebut, perkampungan ini terletak tepat di pinggir sungai Gadjah Wong *pada tau gag itu dimanaaa? :p*

Nah, rencananya saya dan si kunthi memang tidak ikut pengajian dari awal *anak-anak nakal ini -__-"*, tapi kami ingin melakukan 'survey' di daerah Ledhok Timoho dan pinggiran sungai, untuk kegiatan mengasyikkan yang akan diadakan di sana bersama adek-adek, yeah! Niat awalnya kami hanya ingin berjalan-jalan bersama ayu dan desi, remaja ledhok yang menjadi seksi acara kegiatan tersebut, eh akhirnya rombongan pun menggembung menjadi.. wait, mari kita absen : saya, kunthi, mba acha, mas asep, ayu, desi, prapti, yuli, nindita, si kecil anis dan devi. 11 makhluk akan menjelajah sepanjang gadjah wong!*oke ini lebay, toh gag panjang juga rutenya XD*. Tapi kapan lagi kan? Saya belum pernah tuh menyusuri sungai ini, tahu aja baru sekarang ini :p

perjalanan dimulai dari jembatan yang terdapat di sudut ledhok timoho. Melewati jembatan, jangan dikira begitu melewati jembatan tersebut kita bisa langsung berada di pinggiran sungai. Kita harus turun dulu melalui tangga pendek yang agak curam, kemudian menunduk-nunduk di bawah beton jembatan yang tingginya cuma sekitar 0,75 m. Menunduk-nunduk sepanjang kurang lebih 5 meter, bahkan bukan pekerjaan mudah untuk saya yang 'mungil' ini. Beruntungnya tubuh saya mungil *alibi lagi :p*. Oke, tantangan pertama lewat! Kemudian kami pun berada beberapa meter di atas sungai gadjah wong, jadi memang tidak langsung bisa menyentuh air, harus turun agak curam dulu.. Kami menyusuri sungai kecil yang merupakan pecahan sungai gadjah wong *dikasih tau namanya tapi lupa eh -_-*. Sungai yang ini semacam kayak selokan tapi besar, airnya bersih dan biasa digunakan warga buat kebutuhan sehari-hari kayaknya, banyak yang mencuci di 'sungai' ini. Kata nindita biasanya mereka juga berenang di 'sungai' ini. Emang sih terlihat bersih, saya juga pengen nyebur rasanya *walau gag bisa berenang wek*

Setelah berjalan beberapa ratus meter, kami bingung mau kemana *oke ini emang petualangan geje yang gag tentu arah tujuannya, pokoknya menyusuri sungai aja XD*. Melihat ada turunan cukup curam ke arah sungai gadjah wong, kami memutuskan untuk turun. Ya! Turun ke sungai, menyeberang sungai berarus cukup deras *eh lebay dink :p*, dan kemudian naik lagi melalui jalan tanah yang agak curam juga. Tantangan kali ini adalah : saya harus gendong si anis yang ternyata gag enteng loh -___-". Celana pun basah, dah lama gag maenan nyebur sungai gini, biasanya kalo waktu otbon baru deh nyebur-nyebur ke sungai, haha :D. Alhamdulillah semua selamat, gag ada yang kenter, gag ada yang kepleset, lha wong tinggi airnya paling juga cuma 10 cm kok :p

Setelah naik ke atas, ternyata kami sampai di sebuah lapangan yang cukup luas, rupanya lapangan bola, dengan dua gawang sederhana yang dibuat dari bambu. Sambil memikirkan games apa yang bisa kami buat di lahan ini, anak-anak kecil kembali nyeletuk "habis ini liat ikan hias yuuuuuuk.."

Nah lho?
liat ikan hias dimana? dipelihara di sungai? -__-"
yawis, mbak mas yang polos tidak tahu apa-apa ini pun mengikuti mereka sebagai pemandu di depan. Menyusuri jalan setapak lagi, dan melewati kebun coklat *kata nindita kebun coklat, padahal cuma ada 1 pohon coklat -___-"*. Sambil ngaku dosa lagi "mbak, dulu aku pernah nyuri coklat loh..hahaha" --> krikkrik, kami harus bilang apa naaak? :( *miris lebay :p*

apa itu kenakalan anak kecil yang wajar? Saya gag tahu nih, saya gag inget dulu pernah metik talok atau jambu di pohon orang gag yaa? hahaha.

akhirnya kami sampai di tempat ikan hias. Oalaah, rupanya itu emang tempat ternak ikan hias *kok kayaknya bahasanya gag pas*. Ada akademi perikanan di dekat situ, saya baru tau -_______-". Dan ada banyak kolam yang diisi dengan ikan koi, bagus baguuuus. Ada yang loreng-loreng oranye item kayak yang biasa kita lihat, sampe yang warnany putih dan kuning bersih, mengkilat *emang disemir :p*. Kami pun duduk-duduk di dekat kolam, melihat ikan-ikan berkumpul, melihat ikan yang besar, melihat ikan yang mati juga *gag diurusin kayaknya -_____-"*. Gag yang kecil gag yang besar, gumun semua liat ikan hias yang bagus-bagus *kayak gag pernah liat ikan aja haha*.

Lama kami disitu, akhirnya jalan lagiii :D
Melewati kebun coklat lagi *lumayan, yang kali ini ada 2 pohon coklat*. Saya taunya coklat kan dibikin dari biji? Lah nek mereka ambil, gimana makanya? biji digigit gitu? *gag usah dibayangin*. Pait juga kan ya? Kata si desi, ternyata yang dimakan daging buahnya, warnanya putih lembut gitu, enak dimakan. Hoooo :p. Kapan-kapan nyoba ah! Tapi gag nyolong ya, saya mau minta ama yang punya wek :p

Jalan lagiii, mencari rute untuk nanti otbon di kegiatan kami. Akhirnya memutuskan lewat sawah yang mepet di rumah elit. Kepikiran buat bikin games tangkap belut di sawah. Yeah itu sawah orang ada padinya yaaaaa, sapa yang tanggung jawab kalo belutnya ntar liar waktu dikejar-kejar? *sebenernya yang liar dan bakal ngerusak sawah tu kami yang ngejar kan ya*

keluar sawah, masuk perumahan, belok ke arah ledhok. sudah selesaikah perjalanan kami? Ooooo tentu belum :D *dengan nada annoying*
bukan belok kiri ke arah perkampungan, kami belok kanan ke arah hutan karet. Ya, hutan karet. Di mana deh di timoho ada hutan karetnya? Gag nyangka kan? hahaha :D. Ada jalan setapak membelah hutan karet, dan akhirnya sampai di pinggir gadjah wong lagi, tapi di sisi seberang dari tempat kami menyusurinya tadi. Di dekat semacam jeram gitu, ada tumpukan kerikil di tengah sungai, tempat yang kayaknya oke nih nanti buat perang air, hihihihi *ketawa setan*

akhirnya kembalilah kami ke mushola ledhok, celana yang basah gara-gara nyebur sungai udah kering :D
sambil leyeh-leyeh, kami merancang acara yang pastinya oke sekali sambil menyusuri si gadjah wong nanti, yeaaaaaaay!^^9
terima kasih untuk teman-teman dan adik-adik yang menemani minggu pagi saya yang cerah, dan menunjukkan saya sisi Jogja yang belum pernah saya lihat *terharu, lebay :p*

akan ada sisi-sisi lain yang slalu bisa saya lihat kan? :)

Jogja, 19 Juni 2011

p.s. : bakal ada part 2 emang yon? wooooo, nantikan saja saudara-saudaraaa, hihihi *ketawa setan*

2 comment:

Fikriansyah Bin Irman mengatakan...

Hei, ketawa setan itu hak paten saya..
hihih
#setanNongol

Yonika Arum Larasati mengatakan...

setan ngasi komen isinya ketawa doank -..-

Posting Komentar

speak up! ;)