Finding Rumi - Review

on Jumat, 17 Februari 2012

Don't judge a book by its cover. Itu yang saya lakukan ketika melihat buku ini. Mungkin covernya memang kurang menarik *imo*. But, judge a book by its price ^^v. Haha, saya beli ini karena, tebak harganya berapa? 10rbu kawan kawan :p. Belinya di pameran buku awal februari kemaren. Karena harganya yang obralan, dan liat topiknya tentang jalan-jalan di turki, ya sudah deh ambil saja :D

Turki adalah negara yang menarik menurut saya. Asia-Eropa. Kaukasia, Arab, Mongolia. Gabungan yang unik. Sebelum baca buku ini, saya tahu turki mah cuma sebatas itu. Cethek abis, padahal pengen ke Turki juga :p. Ya lumayanlah buku ini memberikan info-info tentang kehidupan disana :)

Penulis buku ini, Najmar, adalah seorang akademisi yang mendalami tentang sufisme. Ia mendapatkan tugas untuk meneliti tentang bidang ini dan pergilah ia ke Turki, dimana sufisme berasal. Pada pernah denger nama Maulana Jalaludin Rumi? Saya beberapa kali pernah denger, tapi gag tau dia itu siapa. Nah, ternyata Rumi ini adalah seorang sufi yang sangat dihormati, hidup 700 tahun yang lalu. Seorang sufi adalah 'kekasih tuhan'. Begitu menurut orang-orang yang akrab dengan dunia ini. Rumi mendekatkan diri dengan Tuhan atau menyucikan diri dengan berlandaskan cinta. Ada juga sufi lain dari Iran, Ibn Arabi. Kalo Ibn Arabi, mengaitkannya dengan ilmu pengetahuan. Rumi melakukan pendekatan dengan hati, sedangkan Ibn Arabi dengan akal. Kalo di Jawa, seorang ini mirip dengan wali songo. Sufi juga memiliki aliran-aliran. Kalo di Indonesia mungkin pada pernah denger tentang tarekat Naqsabandiyah? Nah, ini salah satu alirannya juga. Oia, mungkin ada yang pernah liat tarian sema? Tarian para darwis yang memakai jubah rok panjang, dan berputar-putar, kayaknya pernah diputer di TV*ne. Itu adalah salah satu 'ritual' sufi.

Najmar adalah seorang pecinta Rumi sehingga gag salah kalo dia melakukan risetnya langsung di Turki. Tapi dalam buku ini gag semata tentang sufisme saja, ada juga tentang kehidupan di Turki. Agak kaget membaca betapa sekularnya negara yang pernah menjadi pusat kejayaan Kesultanan Islam ini. Ataturk atau Bapak Turki, telah mengubah sistem yang semula negara kesultanan islam menjadi republik yang menyerupai negara eropa. Hal ini dilakukannya dalam rangka modernisasi Turki sekitar awal abad ke 20. Banyak sisi positifnya, terutama dalam hal pendidikan dan kesetaraan dengan bangsa-bangsa lain. Tapi banyak juga negatifnya yang membuat salah satu kiblat Islam dunia ini mungkin sedang dalam krisis religiusitas. Tentunya pernah denger tentang larangan memakai jilbab di universitas-universitas? Menurut pendapat orang-orang sana sih, 90% penduduknya memang muslim, tapi hanya 50% yang benar-benar muslim, alias yang lain adalah muslim KTP. Semoga gag mirip sama Indonesia, aamiin *maksudnya Indonesia lebih mending..*

Banyak info tentang Turki yang didapat, tapi bagi saya, buku ini kayak catatan perjalanan ' biasa'. Kurang mengetuk hati sampe akhirnya saya beneran pengen ke sana, atau memulai random thought yang oke dalam diri saya *well ini lebay haha*. Belum kayak 99 cahaya di langit eropa-nya si Hanum. Tapi okelah buat pengetahuan baru tentang sufisme dan hal-hal berbau turki ;). Read this ^^b

0 comment:

Posting Komentar

speak up! ;)