tukang sayur dan ibu-ibu

on Minggu, 10 April 2011
Saya pernah dikasi sebuah kasus, dan kemudian disuruh mencari penyelesaiannya. Dari jawaban saya itu, mungkin bisa mencerminkan sedikit watak saya? haha katanya sih gitu. Dan dari jawaban saya, katanya sih saya orang yang normatif tapi belum sadar gender. Kok rasanya malah aneh, 'belum sadar gender'? -____-"

Berawal dari random talk dengan sahabat saya, saya tanya tantenya kerja apa. Ternyata tantenya kerja di rumah *sebut saja ibu rumah tangga*. Yeah ibu rumah tangga juga pekerjaan kan? Pekerjaan yang sangat mulia malah. Bersihin rumah, masak, mendidik anak, they aren't easier than 'office' tasks :)

Tiba-tiba kami ngomongin : apakah besok masa depan kami juga bakal kayak gitu? Merawat dan mendidik anak? *ini pasti harus wajib! saya gag mau anak saya nanti jadi anak si 'mbak' -__-"*. Tapi dirumah, mengerjakan berbagai pekerjaan rumah tangga, belanja sayur setiap hari sambil bergosip di tukang sayur, memasak sambil menonton insert siang atau silet, dan lain-lain. Will I?

Jadi pengen ngomongin si tukang sayur. Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, tukang sayur adalah database gosip ibu-ibu di lingkungannya. Dari pengamatan yang saya lakukan *ceileeeh*, ibu-ibu suka banget tuh ngendon di lapak mbak-mbak penjual sayur, sambil memilih ikan, sayur, camilan, sambil cerita ini itu, tentang si ibu ini itu, tentang anaknya ibu ini itu, mau masak apa nanti siang, something around them. Saya yang jadi pesuruh mama buat belanja sayur pun sering bingung, kenapa sih ibu-ibu betah belanja sayur? -____-"

Mungkin kebutuhan sosial kali ya? maksudnya, ketika mereka cuma dirumah aja, bingung kan mau ngapain? anak udah berangkat sekolah, suami udah berangkat kerja, hari masih panjang, masak bisa entar siang aja, apalagi kalo dah ada pembantu di rumah, so what to do?

Kadang suka gemes aja kalo liat wanita yang kerja engga, di rumah gag ngapa-ngapain, ada pembantu di rumah, bahkan anak pun di'titip'kan ke pembantu. Ironis gag sih? berkarya egag, mendidik anak engga, njuk? arisan sana sini, mejeng sana sini #miris

being a woman is not simple as I though maybe :)
kadang ada orang yang bilang wanita gag perlu kerja kok, toh entar ikut suami aja. Bukannya mau suudzon sih, tapi juga sapa tau sih ke depannya entar gimana? Toh juga suatu saat semua datang dan pergi. Wallahu'alam. Wanita butuh pegangan mandiri, menurut saya *kenapa postingan ini jadi serius gini sih -_____-" haha*

Hmm, intinya saya mah pengennya semua seimbang. Mandiri, keluarga, mimpi-mimpi, cinta. Not just living for now, but also for the future. Amin :)

p.s.: tapi kadang emang enak ngedengerin ibu2 bergosip di tukang sayur :D

0 comment:

Posting Komentar

speak up! ;)