Bu Murtini : Penjual Mie Ayam Ter-enak Se-Dunia

on Sabtu, 12 Mei 2012

Post ini saya dedikasikan untuk Bu Murtini, pembuat mie ayam terenak sedunia. Saya gag bohong. Kalo saya bohong, saya gag mungkin jadi pelanggannya sampai 9 tahun ini. Hampir separuh dari hidup saya, saya menjadi pelanggan beliau. Luar biasa, saya gag pernah se-setia ini pada orang lain *lebay bet ya, haha*.

Saya berkenalan dengan ibu saat kelas 1 SMP. Dengan gerobaknya di trotoar yang terletak di pembatas jalan, antara stadion kridosono dengan kantor telkom. Sembari menunggu bis jalur 2 yang menjadi transportasi pulang, saya mencicipi semangkuk mie ayamnya. Ibu yang sangat ramah, sejak awal saya berkenalan dengan beliau. Ramah melayani pembeli dan murah senyum. Kelas 1 SMP, hubungan kami masih hanya penjual-pembeli biasa. Interaksi terjadi ketika saya menyebutkan pesanan makanan dan membayar semangkuk mie ayam. Jaman kelas 1 SMP dulu, harganya masih 2500 rupiah saja semangkuk. Ditambah es teh seharga 500, kamu sudah mendapatkan makan siang yang enak dan murah meriah.

Kelas 2 SMP, penjaja makanan di trotoar depan telkom tersebut semua dipindah ke belakang SMP 5. Begitu juga Bu Murtini. Saya justru senang, karena kelas saya memang terletak di bagian belakang sekolah. Jadilah kami, saya dan sekelompok teman-teman yang menamakan diri sebagai The OC, haha, hampir setiap istirahat kedua menghampiri warung tersebut. Yah, kadang diselingi dengan makan siomay telkom lah. Si Ibu hanya bisa geleng-geleng melihat kelakuan kami, ABG yang sedang belajar ber-tata krama. Teriak-teriak untuk memesan 10 porsi mie ayam, dengan berbagai variasi dan topping. Ada yang minta pake balung, ada yang minta gag pake micin, ada yang minta bawang goreng dibanyakin. Favorit saya : mie kering tanpa sawi tanpa balung. Setelah sekian lama, si ibu sudah hafal dengan pesanan saya dan teman-teman. Luar biasa :)

Kelas 3 SMP, saya lebih sering bawa bekal makanan ke sekolah, karena hampir setiap hari pulang mendekati maghrib demi les pelajaran yang diadakan sekolah. Tak masalah, meminjam tempat di warung Ibu untuk memakan bekal kami, toh teman kami ada yang tetap beli mie ayam. Meminjam tempat untuk bergosip, meminjam tempat untuk belajar, ya walau perbandingannya adalah 1:9. 9 kali lebih banyak kami meminjam tempat untuk bergosip. Bahkan untuk makan bersama dengan 'cinta-cinta monyet' kami. Haha, ketawa deh kalo diinget-inget :D. Bu Murtini sampai hafal, ini dengan siapa, itu dengan siapa, luar biasa lagi :)

Kelas 1 SMA, warung bu Murtini seakan menjadi wadah reuni bagi teman-teman SMP. Setiap jumat siang, kami datang memamerkan seragam kheki kami, berpadu dengan seragam teman-teman dari SMA lain. Dengan pesanan yang sama ketika SMP. Si ibu tersenyum, melihat kami membawa teman-teman baru, yang dengan cepat menjadi pelanggan beliau juga. Berkenalan dengan teman-teman baru, menghafal pesanan mereka lagi. Rutinitas yang mengasyikkan, bahkan kami tunggu, ketika jumat siang di saat para lelaki solat jumat, warung Bu Murtini seolah menjadi tempat ngobrol kami yang paling asyik. Begitu pun ketika naik kelas 2 SMA dan teman-teman kelas 1 terpisah kelasnya, warung Ibu menjadi 'wadah reuni' lagi :)

Kelas 3 SMA, semakin jarang kami kesana. Di'sibuk'kan dengan berbagai kegiatan 'belajar', demi cita-cita jangka pendek kami. Ibu tetap perhatian pada kami : "Pada mau masuk mana ndug?" Ibu melihat kami dan mungkin kadang-kadang mendengarkan mimpi-mimpi kami. Semoga ikut mendoakan juga ya, Bu. Terima kasih :)

Kuliah. Jarak yang semakin jauh antara tempat sekolah dengan warung ibu membuat saya semakin jarang kesana. "Eh, yonika sekarang berubah penampilan toh..tambah bagus kok ndug" Komentar ibu saat melihat saya berjilbab pertama kali. Saya tersenyum. Setelah berkomentar, ibu segera menyiapkan pesanan saya, mie kering tanpa sawi tanpa balung. Oh iya, si Tia *adek saya* sekarang menjadi pelanggan tetap bu Murtini juga loh. Hingga akhirnya si Ibu nyeletuk ke Tia, baru-baru ini : "Eh Tia nanti kalo dah kuliah kayak Yonika, jadi jarang kesini.."

Tia cerita ke saya. Dan saya tersendat, kapan terakhir kali saya ke warung Ibu? Oh tahun lalu. Astaga. Beberapa hari kemudian saya kesana sama si Nita, yang mungkin akan menjadi pelanggan baru warung ibu ;). "Loh yonika, sekarang ganti model jilbab tooh.." Haha, selalu ada yang dikomentari :). Dan saya ketemu sarah karinda, teman SMA. Tuh kan, warung ibu memang selalu menjadi wadah reuni, sengaja atau tidak sengaja ;)

Kadang, kamu tidak sadar berapa lama kamu mengenal orang dan menjaga hubungan baik dengannya. Saya dan Bu Murtini, berteman melalui semangkuk mie ayam dan segelas es teh, 9 tahun sudah. Hanya melalui komentar-komentar kecil atau senyuman. Beliau menyaksikan saya tumbuh sejak kelas 1 SMP. Luar biasa. Kadang, hal seperti ini menenangkan, ketika saya menyadari bahwa ada tempat yang akan selalu saya cari di Jogja, jika suatu saat saya harus meninggalkan Jogja :')

Terima kasih Bu Murtini, saya akan selalu menjadi pelanggan anda :)

15 comment:

aqisthiaf mengatakan...

woooooooooooooow~
benar2 saksi hidup, haha

enak kah mbaaak? aku menganggap mie ayam jetis adalah mie ayam paling enak :p

Yonika Arum Larasati mengatakan...

haha iya qis :D
tiba2 lucu aja nginget hal2 yang pernah terjadi di warung si Ibu :p
mie ayam jetis dimana jeng?
enak kok, pas nek menurutku :9

Dedineadis mengatakan...

me ayam jenis apa sih sampe aku ngiler begini?
apa kelas bangkok apa kelas apa?

PRIMA MITRA SUKSES mengatakan...

Ada lagi MieTuRa, mie ayam tujuh rasa...ada tujuh aneka topping yg ditawarkan. Coba aja, pasti ketagihan ! Mie dibuat tanpa pengawet dan tanpa MSG. Alamatnya di : perum.harapan baru, jln.harapan baru barat no.47 bekasi barat

luplupmusic mengatakan...

alamatx dmana??

rembang mengatakan...

minta donk................. kyknya enak bnar,,,,,,,,,,,,,,

obat pemutih herbal alami mengatakan...

thanks

Anonim mengatakan...

Lebih dapat inti ceritanya... Kita semua seperti saudara,tumbuh bersama sampai kita tua

Yonika Arum Larasati mengatakan...

yap that's the point! :)

Unknown mengatakan...

Ada juga Mie Ayam Aten Lezatnya Patent.. yg ndk kalah enaknya... di Jalan Raya Pulo Gebang, seberang Majelis Taklim Abituren, Rumah Busana Muslim The Allysa, 200m dari Gerbang Royal Residence, bisa ketagihan.. harganya murah lagi....8 ribu aja ,pake daging ayam giling/cincang, yg uenakk tenan....

Unknown mengatakan...

Maret ke sana lagi ah

Yonika Arum Larasati mengatakan...

hei aku baru baca ini! haha ah aku mungkin harus 'sowan' sama beliau juga ya.. ^_^

Unknown mengatakan...

Mmmmm siang gini enak nih makan mie ayam ini :D

Anonim mengatakan...

Klo Mie Ayam yang enak yaaa Mie Ayam PHD di Pulo Gebang Permai, harga cuma 10 ribu saja ente sudah dapat mie ayam komplit....Mie nya kecil dan lembut dengan taburan ayam daging yang lezat, ada sayuran nya...ente kasih sambal buatan Bu Haji nya udah Joss....ga susah bagi yang dari luar Pulo Gebang, bisa pake Google Maps ketik 'Mie Ayam PHD' sampe deh....ini mie PHD sama anaknya juga sudah masuk Instagram dan Twitter juga Facebook ketik ajah keyword Mie Ayam PHD pasti nemu....ente kudu coba yaa....enak nya maknyuss....

Unknown mengatakan...

Wooww...mie ayam kenangan ya...saya suka tempat seperti itu mengingatkan masa lalu waktu masih unyu2 wkwkw

Posting Komentar

speak up! ;)