Diberi nila setitik, melupakan susu sebelanga

on Selasa, 08 Februari 2011
Judul yang aneh? iya :p. Harusnya kan : karena nila setitik, rusak susu sebelanga, yang artinya karena suatu hal kecil yang buruk, rusaklah semua kebaikan. Itu salah satu dari sekian sedikit *bukan sekian banyak,haha* peribahasa yang nyantel di otak saya. Saya bukan orang yang terlalu suka berbasa-basi pake peribahasa sih :p

Saya juga gag tahu judul itu bakal nyambung gag ama curcol kali ini, hehe.

Kadang saya merasa saya sudah berusaha cukup keras untuk suatu hal, dan berani untuk berekspektasi tentang hal tersebut. Apa yang akan saya capai, apa yang akan saya raih, bahkan apa yang akan saya lakukan setelah meraihnya. Memang bukan sesuatu yang menjadi tujuan hidup saya sih *bosone rada abot ki*, ya mungkin akan menjadi salah satu parameter tujuan saya ke depannya. Kayaknya sih saya orang yang cukup bersemangat ketika mengerjakan sesuatu, dan kadang susah fokus di beberapa hal ketika saya sedang bersemangat di salah satu hal. Kadang saya melupakan hal lain *jadi inget postingan saya yang ini*, dan benar-benar fokus di hal itu. Ya tidak salah kan? Asal jangan kebangetan sih yon, hehe..

Nah, ketika hal yang saya usahakan itu tidak berjalan sesuai yang saya harapkan, saya kok merasa lemes, lesu, tidak bersemangat :( *semua orang pasti gitu ya -____-*. Ya pokoke merusak mood lah untuk sesaat.  Saya cukup sering nonton om mario ngasi petuah-petuah : 'kegagalan itu awal keberhasilan, makin besar kegagalan, makin besar keberhasilan yang akan diraih, dll'. Kata-kata semacam itulah yang sering saya dengar dan saya tanamkan dalam hati, bahwa saya harus percaya hal itu. Tapi ketika saya sampai di titik 'ketidak berhasilan itu', ya tetep ada rasa kecewa. Wajar gag sih? Rasanya masih sulit untuk legowo dalam waktu singkat..

Saya melakukan random talk lagi tadi dengan diri saya, dan menyadari bahwa hal-hal yang sama sekali tidak saya ekspektasikan, justru akan menjadi lebih baik. Saya menganggap usaha saya tidak ada apa-apanya, sangat kurang, dan tidak fokus. Minder melihat orang-orang lain yang berusaha jauh lebih keras daripada saya, menghabiskan waktu mereka untuk fokus di situ, sementara saya kadang 'sakmlakune wae' *bahasanya gag oke hehe*. Dan ternyata justru disitu saya diberikan apa yang melebihi harapan saya, melebihi yang saya perkirakan, padahal saya sudah bersiap untuk yang terburuk.

Ekspektasi memang penting, harapan memang penting, impian memang penting, apalagi usaha yang keras kan? Dan dibutuhkan juga mental yang keras untuk mendapatkan semuanya itu. Ketika 'ketidak berhasilan' itu mendatangi saya hanya melihat pada hal itu saja, merasa yang saya lakukan kemarin sia-sia. Tetapi ketika melihat dari berbagai hal dalam satu hari kehidupan saya, ternyata banyak hal-hal di luar ekspektasi dan harapan saya, yang seharusnya membuat saya bersyukur. Kadang ketika saya diberi 'nila setitik', lalu saya melupakan 'susu sebelanga' yang telah Allah berikan kepada saya. Astaghfirullah..

Ya intinya saya ingin menyemangati diri sendiri saja sih, bahwa saya harus berusaha lebih keras lagi, dan menyiapkan mental yang lebih keras lagi, dan bersyukur lebih keras lagi atas 'susu' yang lebih deh dari sebelanga yang diberikan Allah kepada saya :D

p.s. : jangan merasa sudah berusaha keras, karena ada yang berusaha jauh lebih keras, mungkin hanya mereka tidak menyadarinya saking sudah terbiasanya mereka berusaha keras :)

4 comment:

muchtar affandi mengatakan...

Bagus nih..
Yang permisalan "karena nila setitik, lupa susu sebelanga", intinya sama kayak yg ada di bukunya ajahn brahm yg aku punya.
Aku suka bgt cerita itu
:D
hehe

Kusa mengatakan...

let me guess, pasti dapet inspirasi dari nilai2 yang bermunculan di portal :D

Yonika Arum Larasati mengatakan...

muchtar : ajahn brahm sapa?:O pinjem pinjem :D haha

kusa : haha, salah satunya :p

muchtar affandi mengatakan...

ajahn brahm kakekku
hahaha
itu pengarang buku "si cacing dan kotoran kesayangannya". bukunya bagus dooong
:D

Posting Komentar

speak up! ;)